Gelar Pemilihan Duta GenRe 2018, BKKBN: Remaja adalah Generasi Emas Indonesia pada 2045
Hal itu karena mereka kelak akan memiliki kecerdasan dan peradaban unggul, serta bisa berinteraksi sosial secara baik dan produktif.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi permasalahan remaja yang bisa berdampak buruk bagi produktivitas dan masa depan mereka, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar acara Pemilihan Duta Genre Indonesia 2018.
Melakukan pembinaaan terhadap para remaja merupakan investasi yang sangat penting dan akan menjadi aset bangsa di masa mendatang.
Hal itu karena mereka kelak akan memiliki kecerdasan dan peradaban unggul, serta bisa berinteraksi sosial secara baik dan produktif.
Seperti yang disampaikan Plt Kepala BKKBN Sigit Priohutomo saat menghadiri acara Malam Final Pemilihan Duta GenRe Tahun 2018.
Baca: BKKBN Rilis Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2018, Catat Lokasi dan Tanggal Verifikasi Data
Ia mengatakan bahwa untuk menanggapi permasalahan yang ada, maka pihaknya mengadakan acara seleksi pemilihan Duta GenRe Indonesia.
Ajang pemilihan tersebut dilakukan dengan memilih perwakilan dari jalur pendidikan dan jalur masyarakat hingga akhirnya menghasilkan Duta GenRe Indonesia 2018 terpilih.
"(Selasa malam) ini adalah malam final pemilihan Duta GenRe seluruh Indonesia dengan peserta 131 orang dari 34 provinsi, baik wakil dari jalur pendidikan dan juga jalur masyarakat," ujar Sigit, di Krakatau Ballroom, Hotel Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Selasa malam (23/10/2018).
Menurut Sigit, para peserta yang telah terpilih itu sebenarnya sudah menjadi Duta GenRe dan mulai melakukan tugasnya.
Oleh karena itu BKKBN berharap kelak para remaja itu bisa memimpin generasi mereka dalam menggaungkan program yang difokuskan oleh Genre.
"Mereka adalah duta-duta GenRe, remaja generasi berencana yang kita harapkan nanti akan menjadi pelopor di dalam program GenRe," jelas Sigit.
Terkait permasalahan remaja, ia menyebutkan ada dua program yang memang selama ini digalakkan oleh BKKBN, yakni GenRe dan Bina Keluarga Remaja.
Kedua program itu memiliki korelasi satu dengan lainnya.
Program Bina Keluarga Remaja diperuntukkan bagi keluarga yang memang telah memiliki anak-anak berusia remaja, dan mereka akan mendapatkan pembekalan tentang itu.
Jika program GenRe berhasil dan diadaptasi oleh para remaja, maka tentunya para keluarga remaja tersebut bisa menyesuaikan dengan kesiapan para remaja secara bertahap.
Mulai dari pemahaman untuk bisa memiliki pendidikan kemudian pekerjaan yang baik, hingga siap membangun keluarga jika usia mereka sudah produktif.
"Bina Keluarga Remaja itu untuk keluarga-keluarga yang memiliki remaja, kalau kita tingkatkan GenRe-nya, artinya keluarganya pun juga harus bisa memahami bagaimana caranya untuk menyesuaikan remaja-remaja ini," kata Sigit.
Sigit kemudian kembali menekankan bahwa Duta GenRe itu akan menjadi agen perubahan yang akan membantu mengatasi permasalahan yang terjadi di kalangan teman sebaya mereka.
Permasalahan yang difokuskan adalah menekan angka pernikahan dini, seks pranikah, penyalahgunaan Napza, dan sejumlah masalah lainnya.
"Dan GenRe ini jadi agen perubahan dari sebayanya mereka," tegas Sigit.
Pemilihan Duta GenRe tersebut secara khusus ditujukan untuk mengefektifkan sosialisasi dan promosi program GenRe di lingkungan remaja.
Hal itu karena komunikasi yang terjalin secara baik bisa dilakukan melalui pendekatan 'dari, oleh dan untuk' remaja.
Sehingga program tersebut dianggap lebih mudah diterima jika yang menyampaikannya adalah sesama remaja.
Ini merupakan tahun ke-9 ajang tersebut digelar, dan setiap tahunnya, acara Pemilihan Duta GenRe Indonesia itu telah banyak menghasilkan remaja yang tidak hanya mampu menjadi role model bagi teman sebayanya, namun juga menjadi remaja yang sukses dalam karir dan kehidupannya sendiri.
Saat ini, jumlah remaja atau penduduk di Indonesia yang memiliki usia 10 hingga 24 tahun telah mencapai sekitar 66,3 juta jiwa atau sekitar 25,6 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Data tersebut berdasar pada Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 pada 2018.
Padahal remaja saat ini, kelak akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045.
Saat Indonesia memasuki tahun ke-100 kemerdekaan, para remaja itu akan berusia sekitar 35 hingga 54 tahun.
Generasi tersebut akan berada pada usia produktif dan menjadi aset yang luar biasa jika dikelola secara baik.