Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Doa Terakhir Pegawai Kemenkeu Korban Jatuhnya Lion Air JT 610 Pada Anaknya yang Baru Tes CPNS

Begitulah dialog terakhir antara pegawai Kementerian Keuangan yang juga jadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Akhmad Endang Rochmana

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Doa Terakhir Pegawai Kemenkeu Korban Jatuhnya Lion Air JT 610 Pada Anaknya yang Baru Tes CPNS
Gita Irawan/Tribunnews.com
Muhammad Rizki Fauzy 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Doa ayah, yakinlah lulus, yakin lulus doanya. Itu kata-kata terakhir yang diinget. Kan saya habis pulang tes kerja, ayah bilang gimana tesnya? Yakinlah lulus," kata Muhammad Rizki Fauzy (24).

Begitulah dialog terakhir antara pegawai Kementerian Keuangan yang juga jadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Akhmad Endang Rochmana dengan anak bungsunya, Rizki, pada Minggu (28/10/2018).

Bibir Rizki bergetar ketika mengulang doa terakhir dari ayahnya.

Rizki mendengarnya tepat ketika ia pulang ke rumahnya di Tasikmalaya, Jawa Barat usai menjalani tes CPNS di Dinas Kesehatan Tasikmalaya.

Baca: KPU Kemas Debat Capres-Cawapres Agar Menarik

Usai membawa KTP, Kartu Keluarga, dan ijazah yang ada sidik jari ayahnya serta diambil liurnya untuk kebutuhan identifikasi korban di RS Polri Kramat Jati bersama ibunya, Siti Nuraini, Rizki datang bersama ibunya ke posko JICT 2,Tanjung Priok Jakarta pada Selasa (30/10/2018).

"Polisi bilang di sini ada KTP Ayah. Tadi sudah lihat, memang benar ada KTP Ayah," kata Rizki.

Selain melihat KTP ayahnya, ia mengatakan, kedatangannya ke posko JICT 2 Tanjung Priok tempat barang-barang dan jenazah pertama kali ditempatkan adalah untuk memenuhi rasa penasaran keluarganya.

Berita Rekomendasi

Rizki mengaku sangat merasa kehilangan sosok panutannya usai kecelakaan pesawat terbang nahas pada Senin (29/10/2018) itu.

"Seperti kehilangan sosok panutan sendiri. Contoh dalam kehidupan sehari-hari. Seorang ayah kan sebagai teladan buat saya," kata Rizki dengan suara lemah.

Ia mengatakan, ayahnya selama ini tinggal di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung dan hanya pulang seminggu sekali selama dua hari.

Sebelum mendengar kabar dari media massa, hanya satu hal yang ia perhatikan dari ayahnya.

Ia merasa ayahnya lebih pendiam dan tampak kelelahan.

Hal itu lah yang kemudian menjadi firasatnya.

"Cuma kelihatan pendiam dan kelelahan. Biasanya diajak main sama cucunya nggak begitu," kata Rizki.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas