Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Pipa Pertamina di Lokasi Badan Pesawat Lion Air, Pencarian Black Box Pakai Strategi Ini

Kapal tersebut berada setelah perjalanan dua jam menggunakan kapal nelayan atau satu jam menggunakan perahu karet TNI.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ada Pipa Pertamina di Lokasi Badan Pesawat Lion Air, Pencarian Black Box Pakai Strategi Ini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi memberikan keterangan kepada wartawan seusai melakukan peninjauan pencarian pesawat Lion Air JT610 menggunakan KRI I Gusti Ngurah Rai di Terminal JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/10/2018) malam. Dalam keterangannya, Tim gabungan telah menemukan sinyal dari black box Lion Air JT610 dan untuk selanjutnya terus melakukan pencarian black bos, korban, dan rangka pesawat menggunakan 4 kapal yang dilengkapi remote operated vehicle (ROV). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Namun kendala untuk menjangkau keberadaan dua objek tersebut menemui kesulitan. Selain derasnya air laut, persoalan lainnya adalah di titik lokasi terdengarnya ping locater dan bangkai pesawat, terdapat pipa pengeboran milik pertamina yang melintang di dalam laut.

Maka dari itu, pihaknya telah menyusun strategi untuk mengatasinya.

Salah satu strategi yang paling jitu adalah menurunkan jangkar guna menstabilkan posisi kapal dari terjangan derasnya arus laut.

puing-puing liong aier
Puing-puing barang milik penumpang Pesawat Lion Air yang jatuh di Peraiean Kawarang. (Amriyono Prakoso)

Terkait keamanan penurunan jangkar, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono telah menghubungi pihak berwenang untuk meminta izin melego jangkar.

"Kapal yang membawa peralatan tersebut dengan ROV itu lego jangkar, daerah tersebut banyak pipa pertamina, pipa pengeboran, tadi pangarmada 1 sudah menelpon kepada pihak yang berwenang untuk meminta izin supaya lego jangkar, supaya kapal tidak geser. Strateginya gitu," kata Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018) malam.

Dengan strategi itu, Syaugi mengaku akan lebih aman untuk menurunkan Remote Operating Vehicle (ROV) sehingga para penyelam nantinya bisa lebih mudah dan jelas menyusuri dasar laut tanpa terpengaruh arus.

"Sehingga kita bisa menurunkan ROV, penyelam bisa jelas kebawah kesitu tidak terbawa arus," imbuhnya.(ryo/tribunnews)

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas