Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keberatan Tabur Bunga, Keluarga Minta Tambahan Dokter Guna Percepat Identifikasi Korban Lion Air

Beberapa pihak keluarga mulai berdiri dari posisi duduknya sembari mengacungkan tangan, tanda mereka masih ingin bertanya.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Keberatan Tabur Bunga, Keluarga Minta Tambahan Dokter Guna Percepat Identifikasi Korban Lion Air
TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat konfrensi pers dengan keluarga korban di Hotel Ibis Centeral, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana konferensi pers terlihat riuh ketika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadwalkan pada Selasa (6/11/2018) bersama pihak keluarga untuk mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP.

Niatnya, pada Selasa besok, Menhub Budi rencananya akan dilakukan tabur bunga di lokasi tersebut.

Beberapa pihak keluarga mulai berdiri dari posisi duduknya sembari mengacungkan tangan, tanda mereka masih ingin bertanya.

"Maaf Pak, kami keberatan untuk tabur bunga Pak, kami masih berharap," ujar salah satu keluarga korban di Hotel Ibis Cawang, Jakatta Timur, Senin (5/11/2018).

Menhub Budi Karya Sumadi pun mengiyakan pernyataan keluarga korban tersebut.

"Oke, saya memberikan opsi, kita datang ke sana saja, tidak tabur bunga boleh, paling tidak kita tahu lokasinya," kata Menhug Budi.

Ketika Menhub Budi Karya Sumadi ingin melanjutkan kalimat berikutnya, seorang lelaki kemudian berdiri dan mengatakan kalimat tambahan.

Baca: Sebut Prabowo Sosok Emosional, Sekjen PSI Dilaporkan ke Bawaslu

Berita Rekomendasi

Dia lelaki berkopiah hitam dengan motif garis kuning di bagian atasnya.

Dirinya tidak memperkenalkan nama, tetapi mengaku sebagai orangtua dari korban atas nama Muhammad Rafi Andrian, manifes bernomor 8.

"Kami datang ke sini menginginkan identifikasi anak kami Pak. Sekarang sudah 7 hari lebih kami di sini, sudah 8 hari," ujar orangtua Rafi.

Orangtua Rafi meminta ada penambahan personel dari Polri untuk melakukan proses identifikasi.

"Kalau kami hitung, hasil identifikasi baru 14 orang, kalau 7 sehari, berarti 10 hari baru 70 orang," tambahnya.

Suaranya yang lantang menyerukan bahwa banyak jumlah dokter dari Polri yang bisa diikutsertakan dalam proses identifikasi korban-korban Lion Air PK-LQP.

"Tolong ditambah Pak, kami sangat ingin ada hasilnya dari anak kami," kata orangtua Rafi tersebut.

Bahkan, dirinya sudah mengunjungi JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara dan menemukan barang milik anaknya berupa sepatu dan tas.

"Apa itu tidak cukup? Dan apa-apa yang diminta sebagai alat, sampel untuk DNA sudah kami kasih semua. Kalau memang tidak cukup fotokopi, kami kasih yang asli, asal anak kami ditemukan," pungkasnya.

Sebelumnya seperti diketahui, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Pol Edi Purnomo mengatakan pihak RS Polri telah berhasil mengidentifikasi 14 jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP.

Edi menyebut, dari 14 jenazah tersebut, 11 adalah laki-laki, sementara 3 jenazah adalah perempuan.

"Yang teridentifikasi sejak hari pertama hingga kemarin sore (Minggu, 4 November 2018) ada 14 individu atau 14 orang, yang terdiri dari 3 perempuan dan 11 laki-laki," ucapnya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

Sementara itu, RS Polri telah menerima 137 kantong jenazah.

Yang terbaru, kata Edy, RS Polri menerima 32 kantong jenazah.

Dirinya pun berharap, hari ini akan berhasil mengidentifikasi korban pesawat Lion Air PK-LQP.

"Posmortem sampai semalam jam 23 (11 malam) hingga hari ini sudah menerima 137 kantong jenazah, yang terakhir ini 32 sedang kita lakukan pemeriksaan semoga hasilnya ada yang teridentifikasi hari ini," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas