Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menilik Ruang Terapi Hiperbarik di RS Polri bagi Para Penyelam

Ruangan terapi itu berukuran sekira 7 meter x 3 meter. Begitu masuk terlihat tiga sofa tersedia dengan sebuah loker di sudut ruangan.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Menilik Ruang Terapi Hiperbarik di RS Polri bagi Para Penyelam
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Ruang Terapi Hiperbarik di RS Polri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, diketahui menyediakan terapi hiberbarik bagi para penyelam yang membantu proses pencarian korban dan pesawat Lion Air PK-LQP.

Diketahui, terapi hiperbarik bagi dunia penyelaman, dilakukan untuk mencegah gangguan penyakit dekompresi, penyakit yang disebabkan karena aktivitas menyelam.

Tribunnews.com berkesempatan menyambangi ruang terapi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur tersebut. 

Ruangan terapi itu berukuran sekira 7 meter x 3 meter. Begitu masuk terlihat tiga sofa tersedia dengan sebuah loker di sudut ruangan. 

Kemudian terdapat sebuah tempat berbentuk tabung warna putih. Tabung ini adalah ruang Hiperbarik yang digunakan untuk terapi. 

Baca: Yusril Jadi Pengacara Jokowi-Maruf, Begini Tanggapan Jubir HTI

Tertulis 'R. Hiperbarik' di bagian atas tabung. Tabung ini sekilas mengingatkan pada struktur kapal selam. 

Dari pintu yang terbuka, terlihat ada enam kursi berwarna biru yang berada di dalam. Terlihat juga sejumlah selang-selang hitam menjuntai. 

Berita Rekomendasi

Selang itu adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan oksigen dan dihirup oleh para peserta terapi hiperbarik.

Pantauan Tribunnews.com, ada lima orang penyelam yang akan menjalani terapi. Mereka mengenakan kimono dominan warna biru, dengan warna kuning sebagai penghias di ujungnya. 

Sebelum memasuki ruang Hiperbarik, mereka menerima penjelasan dari Kepala Ruang Hiperbarik, Suster Intan Sitorus. 

Dijelaskan bahwa para peserta terapi harus mengonsumsi karbohidrat yang banyak sebelum terapi. 

Karena dalam terapi, peserta akan disupply oksigen melebihi kadar 100 persen secara terus menerus dalam waktu 2 jam. 

Efek dari supply oksigen itu, akan menurunkan gula darah atau glukosa dari peserta. 

"Jadi semua harus makan dulu, dan perbanyak karbohidrat seperti dari nasi ya," ujar Intan, di ruang Hiperbarik, RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (6/11/2018). 

Setelahnya para penyelam itu memasuki tabung ditemani oleh seorang perawat pria. Perawat itu bertugas memastikan para penyelam menjalani terapi dengan benar. 

Terapi sendiri akan diawali 15 menit penyesuaian dimana para penyelam akan merasakan seperti saat sedang turun ke dalam laut.

"Akan ada rasa tidak nyaman awalnya. Peserta kemudian akan menghirup oksigen dari hidung dan mengeluarkannya lewat mulut," kata dia. 

Terapi menghirup oksigen hiperbarik dilakukan selama setengah jam pertama, kemudian beristirahat lima menit. Lanjut begitu seterusnya hingga dua jam berlangsung. 

Amatan Tribunnews.com, para perawat juga bisa memantau para peserta terapi melalui monitor komputer. Hal itu lantaran di tabung tempat terapi, telah terpasang empat kamera untuk mengawasi jalannya terapi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas