"Saat Krisis, Saya Tidak Pernah Dihubungi Pihak Lion. Jangankan Empati, Menelepon pun Tidak"
Bahkan, Johan Ramadha, orang tua Johan tidak pernah sekalipun mendapat kabar dari Lion Air terkait musibah Pesawat Lion Air PK-LQP itu.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga korban Johan Ramadhan mempertanyakan ketidakhadiran pihak Lion Air pada saat peristiwa kecelakan pesawat Senin (29/10/2018) lalu.
Bahkan, Johan Ramadha, orang tua Johan tidak pernah sekalipun mendapat kabar dari Lion Air terkait musibah Pesawat Lion Air PK-LQP itu.
Hal itu disampaikannya saat tanya-jawab dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Kabasarnas Marsdya M Syaugi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
"Saya ingin memberi perhatian kepada Pak Rusdi Kirana dan tim. Pada saat krisis, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion. Jangankan empati, menelepon pun tidak," katanya.
Ia juga menyampaikan, pihak Lion Air Group tidak pernah menyampaikan secara langsung ungkapan duka kepada keluarga korban yang berada di Crisis Center.
Baca: Isak Tangis Warnai Penyerahan 13 Jenazah Korban Pesawat Lion Air
Bahkan, pihak Lion Air tidak pernah memberi kabar kepada keluarga paska kejadian kecelakaan itu.
Dengan nada bergetar, ia menyampaikan kekecewaannya pada manajemen Lion Air Group.
"Kami menyampaikan apresiasi kami sebesar-besarnya.Terima kasih sebesar- besarnya kepada Basarnas kami merasa tersanjung dengan evakuasi korban khususnya Pak Syahrul Anto pahlawan kami. Tapi tidak untuk Lion, maaf Pak Rusdi Kirana saya anggap gagal," ungkap keluarga dari Johan Ramadhan tersebut.
Ia pun meminta, sejumlah manajemen Lion Air Group, termasuk pemilik Lion Air, Rusdi Kirana untuk berdiri menghadap keluarga korban yang berkumpul di sebuah aula di Ibis Hotel Cawang.
"Pak Rusdi mohon kesediaannya berdiri, pak. Saya mau lihat, sejak hari pertama saya tidak tahu seperti apa rupaya," ucapnya.
Tak berselang lama, Rusdi yang duduk di barisan paling depan terlihat bediri dan memberikan salam kepada keluarga korban.
Bersama keluarga korban lain yang berada di crisis center, mereka berharap agar pemerintah dan pihak terkait untuk melakukan pendampingan terhadap keluarga korban.
"Mohon perhatian pemerintah kami korban dengan segala emosinya, saya berharap pemerintah bisa dampingi kami. Ini tidak selesai pada Lion Air bayar asuransi kami," ungkapnya.
Dikabarkan, pihak Lion Air menggelar pertemuan dengan keluarga korban Pesawat Lion Air PK-LQP di Hotel Ibis Centeral, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018) pagi.
Pertemuan tersebut guna mendengar keterangan dari pihak Kementrian Perhubung, Basarnas, DVI Polri dan TNI terkait evakausi dan identifikasi korban.
Sementara, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo mengatakan pihaknya telah berhasil mengidentifikasi 14 jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP.
Edy menyebut, dari 14 jenazah tersebut, 11 adalah laki-laki, sementara 3 jenazah adalah perempuan.
"Yang teridentifikasi sejak hari pertama hingga kemarin sore (Minggu, 4 November 2018) ada 14 individu atau 14 orang, yang terdiri dari 3 perempuan dan 11 laki-laki," ucapnya di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Sementara itu, RS Polri telah menerima 137 kantong jenazah.