Fenomena Minum Rebusan Pembalut Wanita: Berawal dari Tongkrongan
Tren meminum rebusan pembalut mulai kembali muncul ke permukaan setelah adanya laporan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren meminum rebusan pembalut mulai kembali muncul ke permukaan setelah adanya laporan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari beberapa wilayah di Indonesia.
Tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga ada di Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi. Laporan berisi, sejumlah remaja tanggung merebus pembalut wanita untuk mabuk.
Kepada Tribun, Komisioner KPAI, Sitti Hikmawatty menjelaskan para remaja tersebut membeli pembalut baru kemudian dicampurkan beberapa obat dan diminum. "Lagi hangat kemudian diminum. Tidak sempat masuk ke botol dulu," jelasnya, Jakarta, Kamis (8/11).
Dia yang sempat menemui para remaja tersebut menjelaskan, sebagian dari mereka hanya terbawa dari teman-temannya di satu 'tongkrongan'. Kebanyakan, bukan dari satu komunitas sekolah yang sama. Tetapi, dari satu lingkungan rumah dan berada di daerah "slum".
Tingkat pendidikan mereka juga bermacam-macam. Mulai dari SMP, SMA bahkan yang sudah lulus SMA. "Mereka satu lingkungan rumah ya. Soalnya bukan komunitas satu sekolahan," ujar dia.
Sebagian anak yang meminum minuman tersebut mengaku tujuannya adalah hanya ingin merasakan sensasi mabuk dari pembalut wanita.
Baca: Heboh Remaja Mabuk Pembalut Wanita, Ini Reaksi Kakak Marcus Gideon
Tidak hanya pembalut, campuran lain juga dimasukkan ke dalam air rebusan. Takarannya? Mereka sendiri tidak mengerti. "Mereka satu komunitas. Kalau sudah kumpul, ya suka eksperimen macam-macam. Bisa dicampur dari obat warung, bisa dicampur lain. Takarannya, suka-suka mereka," urainya.
Hingga saat ini, belum ada laporan efek dari meminum air rebusan pembalut yang berujung pada aksi kriminalitas. Hanya saja, para remaja tidak kenal waktu untuk mabuk air rebusan pembalut yang juga dicampur dengan zat lain.
"Kalau mereka yang masih sekolah, bisa sore atau malam. Tapi, kalau mereka yang anak jalanan, dari pagi sudah mabuk," lanjutnya.
Pembelajaran para remaja ini, juga hanya didapatkan melalui internet. KPAI saat ini tengah mencari informasi dan melakukan edukasi kepada mereka yang masih melakukan hal tersebut.
"Kami masih terus mendalami dan melakukan pendampingan. Jangan sampai dengan seperti ini, ada tindakan lain dari remaja ini yang cenderung merugikan orang lain dan mereka sendiri," tukasnya.
Dalami Kandungan Zat
Badan Narkotika Nasional (BNN) tengah menelusuri kandungan yang terdapat dalam pembalut wanita.
Tengah marak perilaku menyimpang anak-anak dan remaja meminum air rendaman pembalut yang direbus untuk mabuk. Kabag Humas BNN, Kombes Pol Sulistriandriatmoko mengatakan, BNN tengah mendalami kandungan zat di dalamnya, dan hukum penggunaannya. BNN juga masih meneliti dampak penggunaan air rebusan pembalut untuk teler.
"Laboratorium Narkotika BNN belum pernah mendapatkan sampel barang tersebut, untuk diperiksa kandungan apa yang terdapat dalam pembalut wanita," ujar Sulis saat dikonfirmasi Tribun.
Sulistriandriatmoko mengatakan berdasarkan informasi dari Laboratorium Narkotika BNN, kemungkinan anak-anak remaja yang mengklaim mendapatkan sensasi setelah minum rebusan pembalut wanita tersebut, dimungkinkan dipengaruhi oleh adanya sugesti.
"Kalau kandungan pembalut wanita tersebut, kemungkinan hanya klorin dan bahan penyerap air," kata Sulis.
Menurut Sulis, tidak ada efek yang bisa dijelaskan bahwa para remaja yang mabuk itu benar akibat dari pengaruh sesuatu zat yang diduga mirip dengan zat narkotika. "Saya tidak tahu dampak dari klorin tersebut," ucap Sulis.
Sementara Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari menyebut tren 'fly' dengan air rebusan pembalut ditemukan di sejumlah wilayah, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta. (tribun network/ryo/coz)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.