Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati Cerita Peran Orang Jepang dan Bendara Pusaka yang Sempat Dibelah Dua

Megawati Soekarnoputri bercerita tentang perjuangan ibunya, Fatmawati saat menjahit bendera sang saka merah putih.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Megawati Cerita Peran Orang Jepang dan Bendara Pusaka yang Sempat Dibelah Dua
Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Megawati Soekarnoputri menerima penghargaan Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri bercerita tentang perjuangan ibunya, Fatmawati saat menjahit bendera sang saka merah putih.

Megawati mengingatkan kepada anak-anak muda untuk tidak melupakan sejarah.

Megawati menceritakan perjuangan Fatmawati saat menghadiri sekaligus menerima penghargaan Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia.

Megawati bercerita tentang Bendera Merah Putih berukuran 2x3 meter yang akan dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

"Saya hanya mendengar sejarah dari Ibu saya. Kalau tanya Bung Karno, Bung Karno selalu bilang tanya sama Ibumu," ujar Megawati di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).

Baca: Megawati Menerima Penghargaan Bhakti Teratai Putra Indonesia dari PPI

Kata Megawati, pada 1944, Soekarno dan Fatmawati sama-sama sudah merasa bahwa cita-cita seumur hidupnya, yakni memerdekakan Indonesia, akan segera tercapai.

Saat Fatmawati tengah mengandung Guntur Soekarnoputra, ucap Megawati, Fatmawati menjahit bendera Merah Putih. Megawati berujar, Fatmawati kesulitan mencari kain warna merah.

Berita Rekomendasi

"Ibu cerita ke saya. Justru yang memberikan kain berwarna merah, seorang Jepang yang simpati pada kita. Dia seorang pengusaha. Dia yang mencari dan dapat. Lalu kain itu dijahit dan disimpan ibu saya," tutur Megawati.

Setelah Proklamasi, ternyata Belanda tak bisa terima kenyataan itu dan mencoba melakukan agresi kembali.

Sebagai proklamator dan presiden RI pertama, Soekarno pun terancam. Soekarno pun membawa keluarga pindah ke Yogyakarta, atas permintaan Sultan Hamengkubuwono IX.

"Ini yang tak banyak diketahui. Ibu saya bercerita. Sebelum kami pindah, ayah saya (Bung Karno) bilang ke Muntahar. Saya beri tugas kamu bawa Bendera Merah Putih ke Yogyakarta. Saya tak mau tahu gimana caranya, yang pasti harus selamat," kata Megawati mengisahkan.

Habib Husein Muntahar adalah seorang mayor, yang dikenal juga sebagai Bapak Paskibraka Indonesia.

Cerita Megawati, Ibunya sempat memisahkan bendera warna merah dan putih

"Dipisah putih dan merahnya. Tentunya ini tak bisa dibawa satu orang. Tapi pendek ceritanya, bendera itu sampai juga di Yogyakarta. Dan ibu saya menjahitnya kembali," kata Megawati.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas