Jelang Pemilu, Guru Besar Ilmu Politik Khawatirkan Distribusi Surat Suara
Jelang Pemilu Serentak 2019, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti mengaku cukup khawatir dengan distribusi surat suara.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang Pemilu Serentak 2019, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti mengaku cukup khawatir dengan distribusi surat suara.
Setidaknya kata dia, selama dua Pemilu sebelumnya, surat suara yang tertukar jumlahnya meningkat. Hal ini, jelas dia, perlu diantisipasi oleh penyelenggara pemilu.
"Coba saja nanti kita lihat. 2009 itu ada dua kota yang tertukar surat suaranya. 2014, tambah meningkat. Besok 2019, tidak tahu lagi ini berapa yang akan tertukar," ujarnya, Jakarta, Selasa (20/11/2018)
Bukan tanpa alasan, penyelenggara pemilu hari ini harus menyiapkan 2 miliar surat suara yang terdistribusi secara benar.
Baca: Penyidik KPK Bawa Dua Koper dan Dua Kotak dari Lokasi Penggeledahan
Urai dia, 200 juta surat suara baru dihitung hanya untuk pemilihan presiden. Belum lagi, surat suara untuk DPR, DPD dan DPRD tingkat I dan II.
"Dalam pendistribusian, KPU juga harus menjelaskan ke tingkat bawah, bahwa PPK dan PPS harus turut serta. Jangan hanya diserahkan oleh kontraktor yang sudah ditunjuk," katanya.