Timses: Untung sama Pak Jokowi Ditabok, Kalau Zaman Pak Soeharto Hilang Itu Orang
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menilai peryataan Jokowi yang ingin menabok penyebar hoaks merupakan hal yang wajar.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menilai peryataan Jokowi yang ingin menabok penyebar hoaks merupakan hal yang wajar.
Sebab, Jokowi terus disudutkan dengan tuduhan antek PKI serta informasi hoaks lainnya. Padahal, informasi tersebut merupakan digulirkan calon presiden nomor urut 01 itu untuk serangan politik.
Hal itu disampaikan Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/11/2018).
"Iyalah, bagaimana seorang Presiden yang dulunya Wali Kota Solo, dia jadi wali kota pasti sudah di-screening dong, kemudian dituduh PKI. Ini kan hal yang sangat mustahil. Jelas pembunuhan karakter yang dilakukan oleh oknum," kata Irma.
Politisi Partai NasDem ini pun menganggap, pernyataan Jokowi yang akan menabok pelaku merupakan bentuk keseriusan capres petahana untuk memberantas isu hoaks.
Ia turut mengungkit masa-masa orde baru dimana pengkritik pemerintahan Soeharto akan 'hilang'.
"Ini enggak boleh main-main. Untung sama Pak Jokowi, kalau zaman Pak Soeharto hilang itu orang. Zaman Pak Jokowi masih mending ditabok. Zaman Pak Soeharto ilang, bukan sekadar tabok," kata Irma.
Sebelumnya, Jokowi merasa gerah diserang isu hoaks. Terlebih, ia menyebut ada 9 juta penduduk Indonesia mempercayai isu hoaks tersebut.
"Coba di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. Lah kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul," kata Jokowi.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.