Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBNU Khawatir Reuni 212 Ditunggangi Kepentingan Politik Tertentu

"Ketika misi itu sudah berhasil, gerakan tersebut menjadi rawan dipolitisasi," ujar KH Manan dipesan tertulisnya, pada Sabtu (1/12/2018).

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in PBNU Khawatir Reuni 212 Ditunggangi Kepentingan Politik Tertentu
TRIBUN/ABRAHAM DAVID
Sejumlah massa aksi alumni 212 mendampingi Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2018). Kedatangan Amien Rais untuk memenuhi panggilan dari Polda Metro Jaya terkait kasus penyebaran kabar bohong tersangka Ratna Sarumpaet. TRIBUNNEWS/ABRAHAMDAVID 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Abdul Manan Ghani mengatakan  reuni akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu 2 Desember 2018 esok tak perlu lagi dilakukan.

Ia menilai, gerakan yang berawal dari membela agama atas penistaan agama yang dilakukan oleh Mantan Gubernur Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu rawan dipolitisasi.

"Ketika misi itu sudah berhasil, gerakan tersebut menjadi rawan dipolitisasi," ujar KH Manan dipesan tertulisnya, pada Sabtu (1/12/2018).

Pasalnya, kini agenda itu disebutnya tak lagi memiliki kepentingan.

"Bagi saya 212 sudah nggak perlu, apa perlunya, apa yang perlu dibela?," tutur dia.

Baca: Berikut Pengalihan Arus dan Lokasi Parkir Saat Pelaksanaan Reuni Akbar 212 di Monas Besok

Meski demikian, jika reuni tetap diselenggarakan, KH.Manan menekankan agar reuni diisi dengan materi menyejukan yang mengedepankan persatuan bangsa, tidak memancing pergesekan antar kelompok masyarakat.

"Ceramah-ceramah yang menyejukkannya yang bikin tenang masyarakat," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, ceramah juga harus yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan mengedepankan doa-doa yang baik.

Meliputi doa untuk agama, maupun doa untuk kehidupan dunia dan akhirat.

"Yang sejuk itu sesuai kebutuhan umat, jangan umat digiring-giring untuk kepentingan politik tertentu," pungkas KH Manan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, umat merindukan momen-momen religius menyejukkan, tidak ditungganggi kepentingan politik, dan tidak menanamkan sikap dendam atau membenci orang lain.

Untuk itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW banyak digelar masyarakat seperti Pada Minggu (2/12/2018), di sejumlah tempat.

Di antaranya di Masjid KH Asy’ari di Jakarta Barat, Masjid Izzatul Islam di Bekasi, Ponpes Nur Antika di Tangerang, Yayasan Al Murodiyah As Salimiyah di Depok.

Kemudian, Majelis Ratib Maulid dan Talim Ittihaadus Syubban di Depok, Masjid Agung Al-Barkah di Bekasi, dan Pesantren Ainur Rohman Linahdlotil Ulama di Tangerang Selatan.

"Akan sangat baik jika kita semua beramai-ramai datang ke majelis seperti Maulid Nabi dan Istighatsah akbar tersebut untuk menggali keteladanan Nabi sekaligus berdoa untuk keselamatan dan kemajuan bangsa tercinta," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas