Komisi III Minta TNI-Polri Ungkap Pelaku dan Motif Pembantaian 31 Pekerja di Papua
TNI dan Polri menurut Nasir harus mampu menjawab keraguan publik mengenai kondisi keamanan di Papua.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III Nasir Djamil meminta pemerintah segera mengusut pembantaian 31 pekerja di Papua.
Hal tersebut untuk menghindari adanya pihak pihak yang menarik isu tersebut ke ranah politik menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Apalagi menurutnya selama ini Papua cukup kondusif sebelum adamya pembantaian 31 pekerja tersebut.
"Karena kenapa kemudian yang selama ini kondusif, tiba-tiba kejadinanya seperti itu. ini menunjukan bahwa aparat negara dalam hal ini kepolisian, TNI ternyata belum mampu melumpuhkan kelompok-kelompok bersenjata yang ada di sana," ujar Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (4/12//2018).
TNI dan Polri menurut Nasir harus mampu menjawab keraguan publik mengenai kondisi keamanan di Papua. Sehingga pelaku dan motif pembantaian tersebut haru diusut tuntas.
"Apakah mereka mampu mengejar pelakunya, menangkap pelakunya , dan kemudian diketahui motifnya? karena sekali lagi mereka adalah pekerja yang seharusnya dilindungi tetapi mereka menjadi korban dari kelompok bersenjata," katanya.
Menurut Nasir, motif pembantaian tersebut hingga kini belum jelas. Apakah mereka melakukan pembantaian karena merasa tidak mendapatkan 'kue' pembangunan, atau memang mereka merupakan gerakan separatis yang ingin Papua memisahkan diri dari Indonesia.
"Karena daerah daerah yang sedang pembangunan motif seperti itu, tidak mungkin tidak terjadi," pungkasnya.
Baca: Mabes Polri Sebut Tidak ada Penjagaan di Lokasi Pengerjaan Proyek
Sebelumnya Pembunuhan sangat sadis diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di wilayah Nduga, Papua, terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Minggu (2/12/2018).
Sebanyak 31 orang yang bekerja perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya, yang saat ini bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah itu, sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil.
Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.
Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/ OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.