Menteri PUPR Sebut Tak Ada Warga yang Menolak Proyek Trans Papua
Basuki Hadimuljono menegaskan tidak ada warga yang menolak terkait pengerjaan proyek jembatan di segmen 5 Trans Papua
Penulis: Reza Deni
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan tidak ada warga yang menolak terkait pengerjaan proyek jembatan di segmen 5 Trans Papua, yang mana mencakup Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu.
"Jadi kami akan jalan terus dengan pasti ada tindakan pengaman oleh aparat," ujar Menteri Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).
Hal tersebut menyangkut soal 31 pekerja Trans Papua yang tewas ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Menteri Basuki dan jajaran merasa sangat terkejut atas insiden tersebut.
"Sebenarnya ini sangat ditunggu tunggu oleh warga. Selama ini, warga tidak menolak pembangunan Trans Papua ini," imbuh Menteri Basuki.
Baca: Menteri Basuki Sebut Warga Sudah Menjamin Keamanan Pekerja di Trans Papua
Namun, Keadilan sosial dalam bentuk pembangunan infrastruktur, dikatakan Menteri Basuki, harus tetap jalan untuk seluruh masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat di Papua.
Adapun untuk sementara, Menteri Basuki mengatakan,proyek pengerjaan jembatan di lokasi penembakan, yakni di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Ndua dihentikan untuk sementara.
"Dengan kejadian ini semua pekerjaan di hentikan. Di ruas ini dari Mamugu sampai Wamena dihentikan sambil menunggu kondusivitas wilayah," ujar Menteri Basuki di
Baca: Kepincut ke Nduga, Panglima TNI-Kapolri Pernah Larang Jokowi Lakukan Kunjungan
Selain kondusivitas wilayah, dikatakan Menteri Basuki, pihaknya juga menunggu rekomendasi Pangdam dan Kapolda Papua.
Sebelumnya diberitakan, Polda Papua membenarkan adanya informasi 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, dibunuh kelompok KKB.
Sebanyak 31 orang yang bekerja perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya, yang saat ini bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah Papua itu, sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil.
Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.
Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengungkapkan, bersama Kapolda Papua akan langsung ke lokasi terkait informasi 31 pekerja yang dikabarkan tewas dibunuh kelompok KKB.
“Besok saya dengan Kapolda Papua akan menuju pegunungan tengah untuk mengecek kebenaran informasinya. Nanti, kalau informasinya sudah didapat akan kami sampaikan publik,” ungkapnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.