DPR Akan Panggil Panglima TNI dan Kapolri Terkait Insiden Penembakan oleh KKB
Menurut Bamsoet, pemanggilan tersebut sangat penting untuk mengetahui langkah yang dilakukan aparat keamanan dalam menangani serta menumpas KKB
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Komisi I dan III untuk memanggil Panglima TNI beserta Kapolri terkait insiden penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua.
"Saya meminta komisi I untuk mengundang Panglima TNI, termasuk komisi III mengundang Kapolri," ujar Bamsoet di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Menurut Bamsoet, pemanggilan tersebut sangat penting untuk mengetahui langkah yang dilakukan aparat keamanan dalam menangani serta menumpas KKB yang berada di Papua.
"Kita semua harua waspada dan harus melakukan tindakan-rindakan preventif dan langkah-langkah yang membuat mereka jera," papar Bamsoet.
Politisi Golkar itu pun meminta TNI- Polri untuk bertindak tegas dan keras, mengiat peristiwa tersebut tidak lagi bisa dianggap remeh karena sangat membayakan masyarakat.
"Kami pimpinan DPR mengutuk keras tindakan kekerasan dan kekejaman yang dilakukan KKB di Papua, kami mendesak dan mendorong seluruh pasukan yang ada untuk segera memburu pelakukanya dan menyeret ke pengadilan," papar Bamsoet.
Baca: Eks Kalapas Sukamiskin Percayakan Fahmi Kelola Penyewaan Bilik Asmara dengan Biaya Rp 650 Ribu
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun pihak kepolisian, jumlah korban meninggal dunia akibat penembakan oleh KKB berjumlah 20 orang.
"Informasi sementara adalah 20. 19 pekerja, dan 1 anggota TNI yang gugur," ujar Tito.
Tito menerangkan, setelah kelompok bersenjata melakukan pembunuhan dengan cara biadab terhadap para pekerja PT Istaka Karya, sehari setelahnya kelompok itu menyerang pos TNI di Mbua.
"Saya kira pos ini didirikan teman-teman TNI untuk menjaga para pegawai pekerja tadi. Itu jg diserang. Kekuatan 21 orang diserang. Setelah itu terjadi perlawanan dan mereka mundur, tapi sempat satu orang gugur," ucap Tito.