Arief Poyuono Anggap Wacana Cari Sensasi Saja Anggota DPR tak Digaji Bila Kinerjanya Buruk
Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, mengatakan sudah seharusnya pemberian gaji anggota DPR disandarkan pada prinsip meritokrasi.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menilai wacana tak masuk wacana Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang rela tak digaji bila kinerjanya buruk di DPR kelak. Arief kemudian menyatakan keraguannya PSI bakal lolos ke Parlemen di Pemilu 2019.
"PSIsaya prediksi kagak bakal lolos ke Senayan. Sikap PSI tak realistis dengan keadaan partai. Cuma sekedar cari perhatian. Enggak perlu lah gombalin masyarakat pakai janji enggak perlu di gaji," sindir Arief, Minggu (9/12/2018) malam.
Sebelumnya, Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, mengatakan sudah seharusnya pemberian gaji anggota DPR disandarkan pada prinsip meritokrasi.
Karena itu pihaknya mendukung sepenuhnya wacana agar anggota DPR tak diberi gaji, mengingat kinerja DPR selama ini sangat buruk. Sama seperti kebanyakan orang yang bekerja untuk memperoleh gaji.
"Jika diberi amanat sebagai wakil rakyat kelak, sebagai wujud konsistensi, kami juga bersedia tidak digaji jika terbukti berkinerja buruk," ujarnya belum lama ini.
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, setuju dengan saran KPK agar anggota DPR tidak digaji jika tidak merampungkan undang-undang.
Lebih jauh, Sandiaga mengusulkan agar diterapkan sistem penilaian KPI (key performance index) untuk menilai prestasi anggota DPR.
"Saya sepakat dimana kita harus membayar gaji orang sebelum keringetnya itu kering. Tapi kalau dia gak berkeringet sama sekali ya jangan dibayar ya saya sepakat banget jadi buat saya itu wacana yang baik dan ada KPInya," ujar Sandiaga di Ciledug, Jakarta Selatan, Sabtu (8/12/2018) lalu.