Jokowi: Kita Butuh Kritik Berbasis Data Bukan Pembodohan
Presiden Joko Widodo menilai untuk membangun Republik Indonesia lebih baik, dibutuhkan kritik-kritik yang berbasis data bukan pembodohan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menilai untuk membangun Republik Indonesia lebih baik, dibutuhkan kritik-kritik yang berbasis data bukan pembodohan ataupun kebohongan.
"Bukan juga narasi yang menebar pesimisme, narasi yang menakut-nakuti," kata Jokowi saat peresmian pembukaan konvensi nasional humas 4.0 di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Jokowi sangat mendukung gerakan para humas yang menggaungkan hastag Indonesia Bicara Baik dalam rangka mengajak masyarakat berhijrah dari pesimisme menuju optimisme, dari semangat negatif ke semangat positif, dari hoaks menuju fakta.
"Tentu bicara baik bukan berarti kita menutup fakta, bahwa masih ada yang kurang, masih banyak yang kurang, iya. Tapi kita harus jujur bahwa masih ada yang perlu diperbaiki, dibenahi, di reformasi, masih ada kerja-kerja yang terus harus kita percepat," paparnya.
Baca: TKN: Jokowi-Maruf Amin Harus Menang 65 Persen di Jawa Barat
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta para humas di perusahaan swasta maupun di lingkungan pemerintah untuk mensosialisasikan pesan yang positif dan menorehkan prestasi, agar terbangun kepercayaan serta reputasi baik bagi lembaganya.
"Membangun kepercayaan, reputasi perusahaan tanpa memberitakan keburukan perusahaan yang lain, apalagi menebarkan hoaks, fitnah maupun ujaran kebencian. Humas pemerintahan, ya sama, berkewajiban membangun reputasi pemerintah, membangun trust masyarakat kepada pemerintah, tanpa memberitakan keburukan siapapun," ujarnya.