PELNI Patok Kenaikan 1 Persen Angkutan Nataru 2018
Hal tersebut guna mengantisipasi kenaikan penumpang sebanyak 1 persen, dari 324.204 menjadi 324.458 orang
Penulis: Ria anatasia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI menyiapkan 26 kapal trayek nusantara dan 46 trayek kapal perintis untuk melayani angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) mulai 18 Desember 2018 hingga 8 Januari 2019.
Hal tersebut guna mengantisipasi kenaikan penumpang sebanyak 1 persen, dari 324.204 menjadi 324.458 orang.
Baca: Pemprov DKI Turunkan 425 Personel Gabungan Jaga Keamanan 5 Wilayah Sambut Natal dan Tahun Baru
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Ridwan Mandaliko dalam keterangannya pada Senin (10/12/2018) mengatakan, PELNI akan menyiapkan 1 kapal tipe 3000 pax, 9 kapal penumpang tipe 2000 pax dan 2 kapal 3in1 (dapat mengangkut orang, kendaraan dan alat berat), 9 kapal tipe 1000 pax, 3 kapal tipe 500 pax 2 kapal Roro dan 46 trayek kapal perintis.
Puncak angkutan Nataru dengan kapal PELNI, lanjut Ridwan, diprediksikan terjadi pada 22 Desember 2018 di mana pelanggan mencapai 23.769 orang.
Sementara puncak arus balik pada 7 Januari 2019 mencapai 19.141 orang.
“Puncak arus mudik naik, namun pada puncak arus balik menurun,” terang Ridwan.
Berdasarkan mobilitas masyarakat, PELNI membagi 3 wilayah pelayanan, terdiri Wilayah Barat, Tengah dan Timur.
Pergerakan penumpang di Wilayah Barat sebanyak 18 persen, Wilayah Tengah 32 persen dan Wilayah Timur 35 persen.
Pada Nataru pergerakan penumpang didimonasi di wilayah Timur (35 persen), disusul wilayah Tengah (32 persen) dan wilayah Barat (18 persen).
“Wilayah Timur lebih dominan dibanding wilayah Tengah dan Barat,” ucapnya.
Untuk pergerakan penumpang di wilayah Barat ruas-ruas terpadat terdiri Tanjung Priok-Batam, Belawan, Semarang-Kumai-Kumai-Surabaya dan Surabaya-Makasar. Kemudian Kijang-Nauna-Tarempa dan Kijang-Letung.
“Pergerakan di wilayah Barat akan mencapai 66.713 penumpang, dengan terpadat Cabang Batam (25 persen), Balawan (18 persen), Surabaya (13 persen), Tanjung Priok (11 persen), Kijang (10 persen),” jelas Ridwan.
Sementara Pergerakan di wilayah Tengah ruas Makasar-Maumere-Bima—Labuan-Benoa. Makasar-Baubau-Kendari-Wanci-Ambon. Pare-pare-Balikpapan-Pantoloan dan Tarakan. Kupang-Larantuka, Ende-Lewoleba.
“Cabang terpadat adalah Makasar (18 persen), Baubau (10 persen), Kupang (9 perse ), Balikpapan (8 persen), Parepare (8 perse ), Maumere (6 persen),” kata Ridwan.
Untuk pergerakan di wilayah Timur ruas-ruas tertinggi dari Ambon-Dobo-Bauabau-Tual, Sorong-Saumlaki, dan Ambon-Bandaneira.
Sorong-Ternate, Bitung-Ambon, Fakfak, Nabire-Jayapura, Serui, Manokwari dan Biak. Cabang terpadat di wilayah Timur, yaitu Ambon (18 persen), Jayapura (17 persen), Manokwari (14 persen), Sorong (13 persen), Biak (7 persen) dan Nabire (6 persen).