Eni Maulani Saragih Mengaku Tidak Pernah Memaksa PLN untuk Ikuti Skenario
Eni Maulani Saragih menegaskan pihaknya tidak pernah meminta PLN untuk mengikuti skenario dari CHEC Ltd.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa perkara dugaan suap proyek PLTU Riau-1, Eni Maulani Saragih menegaskan pihaknya tidak pernah meminta PLN untuk mengikuti skenario dari CHEC Ltd.
Diketahui CHEC Ltd merupakan bagian dari konsorsium yang mengerjakan proyek PLTU Riau-1.
Selain CHECH Ltd, ada juga PT PJBI, BNR dan PT Samantaka Batubara, penyedia batu bara untuk proyek tersebut.
"Saya tidak pernah memaksakan PLN untuk ikut skenario investor, tapi saya selalu minta kepada investor Pak Kotjo untuk ikut skenario PLN karena memang proyek ini bagus, luar biasa. Ada kepentingan negara di sini ada program pemerintah yang harus diselesaikan," ungkap Eni, Selasa (11/12/2018) kemarin di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Terakhir, Eni juga menyampaikan bahwa dalam setiap pertemuan baik dengan PLN maupun pihak Kotjo, dirinya sama sekali tidak pernah bertemu dengan investor.
"Bahwa dalam setiap pertemuan, di setiap pertemuan saya tidak pernah bertemu dengan investor, CHECH Ltd," imbuhnya.
Dalam perkara ini, Eni Maulani Saragih didakwa menerima suap sebesar Rp 4,7 miliar secara bertahap dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo. Uang tersebut diduga berkaitan dengan proyek pembangunan mulut tambang PLTU Riau-1.
Selain itu, Eni juga didakwa menerima gratifikasi berupa uang sebesar Rp 5.600.000.000 dan SGD40.000 dari beberapa direktur dan pemilik perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas.(*)
Baca: Sofyan Basir Jelaskan Kerja Sama Proyek PLTU Riau-1 Tanpa Lelang
Baca: Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Akui Pihak Swasta Bisa Usulkan Lokasi Pembangunan PLTU