Isu Perda Syariah Memberi Efek Elektoral bagi PSI
Masyarakat sekuler maupun moderat akan bersimpati kepada PSI, sehingga PSI mendapat efek elektoral cukup signifikan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono menilai Partai Solidaritas lndonesia (PSI) menyedot perhatian publik karena gebrakan dan narasi-narasi kampanyenya.
Sebagaimana diketahui. Ketua Umum PSI Grace Natalie mempersoalkan keberadaan Perda Syariah dan Perda Injil.
Rudi menyebut, bahwa pidato itu menguntungkan bagi PSI karena efek viral sehingga PSI mendapatkan kampanye gratis.
Selain itu, menurut Rudi, pidato Grace menegaskan secara terbuka sikap politik PSI soal Perda agama.
"Tentu saja publik yang berpandangan politik sama. baik yang sekuler maupun moderat akan bersimpati kepada PSI, sehingga PSI mendapat efek elektoral cukup signifikan," kata Rudi dalam rilis survei di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (14/12/2018).
Baca: Organisasi Sayap Partai Berkarya Laporkan Ahmad Basarah ke Bawaslu
Rudi membandingkan dengan Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto yang juga mendapatkan perhatian dari publik dan diketahui juga sikap politiknya.
"Terlepas dari setuju dan tidaknya dengan narasi Berkarya untuk menghidupkan gagasan tentang Orde Baru," ungkap Rudi.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Y-Publica. elektabilitas PSI mengalami kenaikan slgnilikan karena sudah menyentuh angka 2,6 persen.
Partai Berkarya juga naik pelan di angka 0.8 persen.
"Perindo mengalami stagnasi di angka 2,5 persen dari survei sebelumnya pada Agustus 2018,” imbuh Rudi.
Pada posisi puncak, elektabilitas PDI Perjuangan bertengger di angka 29,1 persen.
Disusul oleh Gerindra dengan 14,8 persen dan Golkar stagnan di angka 9 persen.
"PKB konsisten naik dari 5,1 persen pada Mei 2018 menjadi 7.0 persen. begitu pula Demokrat mulai membaik setelah sempat merosot pada Agustus lalu," jelas Rudi.