Gatal-gatal dan Diare Mulai ''Menyerang'' Pengungsi Tsunami di Kantor Pemprov Lampung
Mulai dari gatal- gatal diare, sampai tekanan darah naik. Mereka yang terserang gatal-gatal batuk pilek kebanyakan menyerang anak-anak balita.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Sejumlah pengungsi terdampak tsunami Selat Sunda atau tsunami Pantai Anyer di Balai Keratun Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, mulai terserang berbagai penyakit.
Mulai dari gatal- gatal diare, sampai tekanan darah naik. Mereka yang terserang gatal-gatal batuk pilek kebanyakan menyerang anak-anak balita.
Untuk pasien diare baru tercatat satu orang atas nama Kasirun (34), sedangkan untuk pasien yang mengalami tekanan darah naik kebanyakan warga yang berusia diatas 40 tahun.
Dr Theresa tim medis di posko kesehatan Pemprov Lampung mengatakan, banyak penggungsi mengalami penyakit gatal-gatal, hipertensi, dan diare.
Baca: Penanganan Korban Setelah Tsunami Selat Sunda
Dia menjelaskan, sejak pagi Selasa hingga siang, posko kesehatan sudah memeriksa 27 warga dengan keluhaan penyakit gatal-gatal.
"Paling banyak yang dikeluhkan gatal-gatal, tekanan darah naik, kalau diare baru satu orang. Ada juga warga yang alami pusing batuk dan pilek, tekanan darah naik, serta luka pada jempol kaki akibat cantengan," ungkap Theresa, di posko kesehatan Pemrov Lampung, Selasa (25/12/2018).
Dia menambahkan, berbagai keluhaan penggungsi masih bisa ditangani oleh tim medis yang berada di pokso kesehatan. Hingga kini, belum ada pasien yang sampai dirujuk ke rumah sakit.
"Sampai saat ini semua masih bisa kita tangani, belum ada yang sampai harus dirujuk, karena obat-obatan juga kita cukup memadai,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek mengatakan Kementerian Kesehatan memiliki buffer stok obat-obatan.
Maka itu, tak perlu khawatir akan stok obat - obatan untuk penanganan kesehatan korban terjangan tsunami. Ia mengatakan, dengan kondisi cuaca saat ini yang masuk musim penghujan.
Tinggal di tenda-tenda pengungsian tentu rawan akan mengalami sakit. Apalagi banyak anak-anak yang ikut orang tuanya mengungsi.
"Keadaan seperti ini, dengan iklim seperti ini tinggal dipengungsian. Banyak yang rentang, terutama anak-anak. Umumnya terkena gelaja batu pilek dan ispa," kata Menteri dia saat melakukan peninjauan ke posko terpadu di Desa Way Muli Timur Kecamatan Rajabasa.
Menkes bersama Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita , Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani juga mengunjungi korban tsunami di Lamsel, hari ini.
Nila mengatakan dari laporan yang didapatkannya stok obat-obatan untuk penanganan para korban luka-luka dan warga yang mengalami gangguan kesehatan cukup.
"Untuk stok obat-obatan cukup. Jika memang disini kurang, kita punya buffer stok di kementerian. Tidak perlu khawatir tidak perlu khawatir," terang dirinya.
Nila juga meminta dinas kesehatan untuk memperhatikan sistem sanitasi, bagi para warga yang mengungsi. Sebab, dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan.
Ia juga menyarankan untuk warga mulai membuka dapur umum secara bekelompok. Kegiatan seperti ini bisa jadi ajang hiburan untuk menghilangkan trauma akan perisitwa tsunami beberapa waktu lalu.
"Saya sarankan untuk mulai membuka dapur umum secara berkelompok. Ini bisa menjadi kegiatan bersama. Dimana warga bisa saling berbincang-bincang," ujar Nila Moeloek.