Pencemaran Limbah Pengaruhi Produksi Udang di Pesisir
Kepala BRSDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja membantah anggapan produksi udang di pesisir mengalami penurunan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja membantah anggapan produksi udang di pesisir mengalami penurunan.
Ia mengatakan produksi udang sedang menghadapi sejumlah tantangan.
Persoalan pertama yang menjadi kendala dalam budidaya udang adalah cuaca.
Baca: Pencemaran Jadi Alasan KKP Usulkan Kampung Vaname di Perairan Jakarta
Cuaca yang tidak menentu membuat udang terkadang enggan makan, terutama saat langit mendung.
Jika tidak ada sinar matahari, biasanya udang malas dan tidak nafsu makan.
"Sebenarnya bukan menurun, tapi tantangannya banyak karena produksi udang kita ya pertama, mengalami persoalan cuaca," ujar Sjarief, saat ditemui di BRSDM I, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/12/2018).
Kemudian kendala lainnya adalah kualitas air yang disebabkan beragam faktor.
Baca: Suka Duka Warseno, 28 Tahun Jadi Perajin Terompet Tahun Baru di Solo
Mulai dari pembangunan perumahan hingga industri yang akhirnya ekosistem laut tercemar dan rusak.
"Kedua juga persoalan kualitas air, daerah-daerah pesisir kita ini kan sekarang sudah mulai banyak kepentingan masuk, ada industri, ada perumahan, ada peruntukkan-peruntukkan yang lain," jelas Sjarief.
Pelaku industri itu biasanya membuang limbah ke laut dan berdampak pada keberlangsungan hidup biota laut, termasuk udang.
Karena itu, ia menilai budidaya udang di pesisir sangat beresiko.
Baca: Desakan Agar Amien Rais Mundur Dinilai Politis, DPW PAN Jateng Galang Dukungan Tolak Surat Terbuka
"Sehingga hasilnya limbah juga terbuang ke laut, kalau kualitas air tidak bagus dengan area yang sangat luas, maka kemungkinan timbulnya penyakit segala macam menjadi tinggi," kata Sjarief.
Sjarief pun menyarankan agar pembudidayaan udang dilakukan di pekarangan maupun halaman belakang (backyard) rumah agar mudah dipantau dan terkendali ekosistemnya.
Tidak hanya itu, pembudidayaan yang dilakukan pada skala rumah tangga menurutnya memiliki kesempatan lebih besar dalam menghasilkan udang yang berkualitas dengan capaian yang signifikan.
"Tapi kalau ditaruh di backyard gini, semua skala ekosistemnya terkendali, maka kesempatan untuk berhasil lebih banyak," tegas Sjarief.