Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jubir Kemlu Rusia: Tidak Ada Warga Rusia dalam Tsunami di Selat Sunda

sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin pun telah menyampaikan ungkapan belasungkawanya dalam akun Twitter

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Jubir Kemlu Rusia: Tidak Ada Warga Rusia dalam Tsunami di Selat Sunda
Tribunnews/JEPRIMA
Suasana dampak tsunami selat sunda di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). Di perkampungan nelayan itu tampak rumah-rumah penduduk hancur dan perahu-perahu nelayan pun berserakan di segala penjuru. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyikapi peristiwa bencana tsunami yang baru saja melanda Indonesia, khususnya kawasan Banten dan Lampung, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Maria Zakharova menyampaikan pernyataannya.

Pantauan Tribunnews pada Kamis (27/12/2018), dalam cuitan yang diunggah akun Twitter resmi Kemlu Rusia @mfa_russia pada Rabu waktu setempat, ia mengatakan tidak ada warga Rusia yang menjadi korban dalam bencana tersebut.

"#Zakharova: Pada 22 Desember, tsunami merusak dan menghantam pulau Jawa (Selat Sunda) dan Sumatera (Lampung Selatan). Menurut @RusEmbJakarta, tidam ada informasi yang menyebut bahwa warga Rusia ada di zona bencana," kata Zakharova.

Sementara itu, sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin pun telah menyampaikan ungkapan belasungkawanya dalam akun Twitter resmi Presiden Rusia @KremlinRussia_E, pada 23 Desember lalu.

"Indonesia dilanda tsunami, yang telah merenggut banyak nyawa, Presiden Vladimir Putin telah menyatakan belasungkawa,".

Sebelumnya, pada Kamis pagi (27/12/2018), berdasarkan hasil pengamatan aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan aktivitas GAK dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).

Peningkatan level tersebut terhitung pukul 06.00 WIB.

Berita Rekomendasi

Badan Geologi Kementerian ESDM menetapkan jarak cukup aman bagi masyarakat untuk menjauh pada radius hingga 5 km dari kawah gunung.

Seperti yang disampaikan Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis pagi.

"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Level III (siaga) tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah," ujar Purbo di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat.

Ia juga mengimbau agar masyarakat di kawasan tersebut yang hendak beraktivitas di luar rumah untuk selalu mengenakan masker dan kacamata jika terjadi hujan abu.

"Saat hujan abu turun, masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan kacamata bila beraktivitas di luar rumah," kata Purbo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas