Letkol CPM Dono Kuspriyanto Sempat Share Puisi Yenny Wahid Sebelum Tewas Ditembak
Sahabat sekaligus alumni SMA angkatan 81 itu menangis mengingat detik-detik sebelum Letkol CPM Dono Kuspriyanto tewas.
Editor: Hendra Gunawan
Namun, lanjutnya, nasib sudah ditentukan Tuhan.
Dirinya berharap agar seluruh masyarakat dapat mendoakan Letkol CPM Dono Kuspriyanto dan berpesan kepada keluarga agar tabah.
"Calonnya (istri) ada di sini tadi, nggak percaya juga kalau almarhum meninggal. Makanya temen-temen semuanya sedih campur nggak percaya," ungkapnya.
Dimakamkan
Seperti diberitakan sebelumnya, usai dievakuasi dari lokasi penembakan, Jalan Jatinegara, tepatnya depan Rumah Sakit Hermina, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018) ke Rumah Sakit Pusat Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, jenazah Letkol CPM Dono Kuspriyanto disemayamkan di rumah duka, Jalan Raya Semplak Nomor 176 RT 03/08 Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat pada Rabu (26/12/2018).
Almarhum Letkol Dono Kuspriyanto kemudian disalatkan di Masjid Besar At Taqwa, Jalan Raya Semplak, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (26/12/2018).
jenazah Letkol CPM Dono Kuspriyanto kemudian dibawa ke Taman Makam Bahagia (TMB) Dreded, Bogor Jawa Barat dan dimakamkan secara militer.
Puisi 'Ampuni Kami Tuhan'
Berikut ini puisi berjudul 'Ampuni Kami Tuhan' yang dibacakan oleh Yenny Wahid dalam program Pray For Indonesia yang dibagikan Letkol CPM Dono Kuspriyanto sesaat sebelum tewas :
Kitab suciku mengatakan, bahwa membunuh satu manusia tidak berdosa sama dengan membunuh seluruh umat manusia.
Nabiku memberi tauladan, bagaimana akhlak memperlakukan orang lain, bahkan mereka yang memusuhinya, yaitu dengan kasih sayang dan perikemanusiaan.
Tuhanku mengatakan, kalau ia ingin menciptakan umat yang satu, mudah baginya untuk mewujudkan.
Namun sengaja ia menciptakan manusia bersuku, berbangsa, berbeda agar mereka saling kenal satu dengan lainnya.
Jadi ketika kau meledakkan dirimu di rumah Tuhan, Nabi mana yang kau ikuti ajarannya? dan ketika kau justru mencabut nyawa sesama makhluk Tuhan dengan cara yang biadab, jangan-jangan kau sedang merasa sebagai Tuhan.
Siapa sesungguhnya yang kau sembah? Tuhanmu? atau nafsu angkaramu?