Sebelum Tsunami Selat Sunda, Warga Labuan Mendengar Suara Dentuman
BNPB mencatat hingga Rabu (27/12/2018) tercatat sebanyak 430 orang meninggal dunia, 1.495 luka-luka, serta 159 orang dinyatakan masih hilang.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN--- Bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda di Lampung Selatan dan Banten pada Sabtu (22/12/2018) lalu banyak menyisakan duka.
BNPB mencatat hingga Rabu (27/12/2018) tercatat sebanyak 430 orang meninggal dunia, 1.495 luka-luka, serta 159 orang dinyatakan masih hilang.
Nanik (35) salah seorang warga Kelurahan Labuan menceritakan tiga jam sebelum tsunami menerjang rumahnya, dirinya sempat mendengar suara dentuman dari Gunungan Anak Krakatau sebanyak 3 kali.
Akibat dentuman itu, dikatakan Nanik kaca rumahnya sempat bergetar hebat.
"Itu pas magrib suara dentuman kedenger dari anak krakatau, langsung kaca geter," ujar Nanik saat berbincang dengan tim Tribunnews.com, Kamis (27/12/2018).
Baca: Aktivitas Krakatau Meningkat, PVMBG Pastikan Jalur Laut Aman
Berselang tiga jam, sedang asik menonton televisi, tiba-tiba Nanik di kagetkan dengan suara ribut-ribut dari kejauhan.
Ternyata suara ribut-ribut itu berasal dari tsunami yang mulai meluluh lantahkan rumahnya.
"Saya kira suara orang berantem, tiba-tiba itu air langsung masuk kerumah gitu aja," jelas Nanik.
Baca: Saksikan Roy Marten Nangis Tanggapi Perceraiannya dengan Gading Marten, Gisel: Hati Hancur Lagi
Nanik, bersama suami dan dua anaknya berhasil selamat setelah lari terbirit-birit ke dataran tinggi yang ada di dekat rumahnya.
Kini disebuah tenda sederhana, terbuat dari terpal dan anyaman dedaunan Nanik tinggal.
Nanik pun berharap kondisi tempat tinggalnya dapat segera kembali kondusif.
"Mau nya sih langsung pulang, balik hari ini, tapi biar aman dulu kondisi nya," harap Ninik.