Beginilah Keseharian Warga Korban Tsunami di Posko Pengungsian SDN Kalanganyar 01 Labuan
"Ya gini-gini aja sambil nunggu aman, baru balik kerumah," ujar Anjar, salah seorang pengungsi, saat Tribunnews.com temui Jumat (28/12/2018).
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah korban dan pengungsi korban terjangan tsunami Selat Sunda di pesisir Banten masih memadati sejumlah tempat pengungsian. Salah satu tempat pengungsian yang masih dipadati pengungsi ada di SD Negeri Kalanganyar 01 Labuan.
Di lokasi tersebut tercatat terdapat 344 pengungsi, yang di dominasi berasal dari daerah Labuan. Saat tim Tribunnews.com menyambangi lokasi tersebut banyak pengungsi yang tengah merebahkan badan untuk sekadar melepas lelah.
Beralaskan karpet hijau, ada pula pengungsi yang terlihat sedang bercengkarama antar sesama pengungsi. "Sudah makan belum, yuk cari makan," begitu obrolan singkat mereka.
Bangku dan meja belajar telah tersusun rapih disudut-sudut ruangan. Di papan tulis juga masih terlihat bekas coret-coretan mata pelajaran metematika.
Pengungsi yang merasa bosan terlihat melepas penat dengan berjalan-jalan di sepanjang lorong SD atau memasak mi instan di dadur darurat yang didirikan oleh Pemerintah Kota Banten.
Baca: Raih Banyak Sumbangan Dana dari Pendukung, Sandi: The Power of Sholat Dhuha Is Real
"Ya gini-gini aja sambil nunggu aman, baru balik kerumah," ujar Anjar, salah seorang pengungsi, saat Tribunnews.com temui Jumat (28/12/2018).
Di toilet SD yang berada di ujung lorong juga tampak ibu-ibu tengah mencuci pakaian kotor, dan menjemurkan di tembok di sisi toilet.
Baca: Bisnis Prostitusi Online Terungkap di Serpong, Pelaku Mematok Tarif Rp 200 Ribu Sekali Tampil Live
Sementara anak-anak pengungsian pun bermain dengan teman sebayanya. Senyum mereka pun merekah tak kalah ada suatu hal yang mereka anggap lucu.
"Itu, masak tadi dia nangis, padahal gara-gara enggak dibagi kue doang, padahal cuma dibecandain tadi," seloroh mereka.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Rabu (26/12/2018), jumlah korban meninggal dunia terus bertambah.
“Data sementara dampak bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda hingga Rabu (26/12/2018) tercatat 430 orang meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang, dan 21.991 orang mengungsi,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (26/12).
Sementara, kerugian fisik akibat tsunami meliputi 924 unit rumah rusak, 73 unit hotel dan villa rusak, 434 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung serta toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.