Hampir Sepekan Usai Dihantam Tsunami, Asep Akhirnya Buka Lagi Warung Makan
Memasuki sepekan pasca bencana Tsunami Selat Sunda geliat perekonomian warga sekitar tampak mulai terlihat.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Fajar Anjungroso
![Hampir Sepekan Usai Dihantam Tsunami, Asep Akhirnya Buka Lagi Warung Makan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kondisi-perekonomian-dikawasan-labuan-banyak-pertokoan-yang-sudah-membuka-gerainya.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN--- Berwisata ke kawasan Anyer, hal pertama yang terbayang pertama kali di kepala kita adalah pantainya yang indah nan eksotis.
Lokasi Anyer juga sangat mudah dijangkau khususnya bagi wisatawan dari Jakarta.
Dan lokasi Anyer sangat cocok bagi wisatawan yang ingin melepas penat ataupun merayakan pergantian tahun 2018 yang sebentar lagi tiba.
Berbagai jenis makan khas laut juga sangat mudah dijumpai disepanjang bibir pantai.
Namun semua itu lenyap sekita, tsunami Selat Banten pada Sabtu (22/12/2018) lalu meluluh lantakkan pesisir Banten dan Palembang.
Air bah yang datang tiba-tiba itu pun, sampat mematikan sektor pariwisata dan perekonimian di sekitar lokasi terdampak.
Namun memasuki sepekan pasca bencana Tsunami Selat Sunda geliat perekonomian warga sekitar tampak mulai terlihat.
Terlebih di Jalan Raya Carita menuju Labuan, sejumlah minimarket hingga warung makan sudah membuka gerai mereka.
"Ini baru buka, nyoba dari awal lagi mulai usaha," ucap Asep, salah satu pemilik rumah makan sea food dikawasan Labuan, saat berbincang tim Tribunnews.com, Jumat (28/12/2018).
Dengan wajah merenung, Asep mengaku walaupun telah membuka warung makannya, dirinya tetap merugi akibat bencana ini.
Menurutnya bahan-bahan olahan laut seperti ikan, lobster, kepiting, dan kerang yang sedianya di jajah kan pada malam tahun kini rusak akibat terendan air laut.
"Saya sengaja nge stock barang banyak buat akhir tahun, kan wisatawan banyak tuh biasanya, tapi ya sekarang rusak semua," kata Asep.
Meski begitu Asep mengaku ikhlas, ia lebih memilih merugi ketimbang ada nyawa melayang ditempat usaha tersebut.
Baca: Penanganan Darurat Bencana Tsunami Banten Berlaku Sampai 9 Januari 2019
"Enggak apa rugi, dari pada nyawa jadi korban," ucap Basori.
Memang saat tim Tribunnews.com mampir ke rumah makan milik Asep ini tampak tak begitu ramai, hanya empat hingga tujuh orang pembeli yang datang dari kapasitas rumah makan yang mampu menampung hingga 100 orang itu.
Meski begitu Asep tetap bersyukur, meski tidak dikunjungi oleh beberapa wisatawan, beberapa petugas relawan bencana mulai banyak yang singgah di rumah makannya.
"Sekarang relawan yang banyak dari pagi, mudah-mudah cepat pulih lah," ucap Asep.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.