Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelajari Penyebab Tsunami Selat Sunda, Indonesia Sharing Data dengan Australia Hingga Jepang

Pemerintahan Indonesia menjalin bekerja sama dengan sejumlah negara asing guna menyelidiki penyebab tsunami di Selat Sunda.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pelajari Penyebab Tsunami Selat Sunda, Indonesia Sharing Data dengan Australia Hingga Jepang
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
Menteri ESDM Ignasius Jonan saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau di Serang, Banten, Jumat (28/12/2018 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Pemerintahan Indonesia menjalin bekerja sama dengan sejumlah negara asing guna menyelidiki penyebab tsunami di Selat Sunda.

Diketahui, bencana tsunami Selat Sunda yang menghantam Banten dan Lampung, Sabtu (22/12/2018) malam tidak diawali dengan gemba bumi besar seperti gejala tsunami pada umumnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan mengakui pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara asing untuk mengetahui pasti penyebab pasti peristiwa yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Lampung Hari Ini, Hujan Lebat Disertai Petir, Sore hingga Malam

"Kami biasanya kerjasamanya menerus. Karena ini ke-geologi-an, sifatnya global. Biasanya sharing data dengan Australia, Perancis, Amerika, dan Jepang," kata Jonan di Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Serang, Jumat (28/12/2018).

Ia mengatakan, kerja sama yang sifatnya berbagi informasi tersebut demi akurasi data yang merujuk terhadap penyebab tsunami di Selat Sunda.

Dimana data tersebut nantinya akan digunakan untuk mengantisipasi bencana susulan mengingat Gunung Anak Krakatau masih menunjukan aktivitas berlevel siaga.

Baca: Ratu Tisha Akhirnya Penuhi Panggilan Satgas Antimafia Bola

Berita Rekomendasi

Meski demikian, lanjut Jonan, fasilitas dan alat seismograf di Posko Pantau Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Serang tergolong mumpuni dan sanggup mendeteksi adanya tsunami dan gempa.

"Untuk alat pemantau aktivitas vulkanis di sini sudah cukup. Saya minta yang rusak yang dipasang di kaki gunung Anak Krakatau ini sudah rusak beberapa kali, ini pinjam dari tempat lain. Saya kira kalau pengadaan masih lama sekali," jelas Jonan.

Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Lampung Hari Ini, Hujan Lebat Disertai Petir, Sore hingga Malam

Terkait alat pendeteksi gempa dan tsunami yang hilang, Jonan mengatakan belum tentu dicuri warga sekitar.

Fenomena itu pun masih belum menemukan titik terang terkait hilangnya alat pendeteksi tsunami dan gempa yang berada di sekitar kawah Gunung Anak Krakatau.

"Pengamatan saya itu alat ini kalau dicuri mau dijual kemana? Kan gak ada yang pakai juga. Masa di rumah mau dipasang alat seismograf buat apa? Buat hiasan?," kata Jonan.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah memberikan imbauan kepada warga pesisir pantai untuk tidak berjualan di dekat pantai.

"Akan ada larangan warga jualan di bibir pantai. Kita akan rapihkan dan kita akan bangunkan bangunan setelah ini," kata Tatu.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas