Sepak Terjang Jusuf Kalla: dari Asian Games Sampai Timses Jokowi-Ma'ruf untuk Indonesia Timur
Pengusaha asal Sulawesi Selatan ini ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pengarah INASGOC sejak Oktober 2017 menggantikan Presiden Joko Widodo.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
"Tadi bisik-bisik waktu makan siang. Sudah lah Pak Jokowi serahkan saja semuanya se-Sulawesi, Indonesia timur pada saya (JK)," ujar Jokowi seraya menirukan ucapan JK, pada sambutan dipertemuan tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Sulawesi Selatan di The Rinra Hotel, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Menurut Jokowi, pernyataan JK membuat dirinya lebih tenang dan dapat berkonsentrasi pada pemenangan wilayah lain, seperti di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Kalau Pak Jusuf Lalla sudah ngomong seperti itu ya, saya (Jokowi) bisa tidur pulas. Waktu makan siang saya dibisiki. Saya coba urus Jawa dan Sumatera," ujar Jokowi.
Bagi Jokowi, JK merupakan senior yang sarat dengan berbagai pengalaman di bidang perpolitikan. "Sangat senior, memiliki pengalaman panjang di perpolitikan. Jadi hal-hal kami berdua (Jokowi-JK) sudah empat tahun, ada hal-hal yang kira-kira setengah penting atau penting, pasti kami berdiskusi bersama," kata dia.
Selain, 4 tanggung jawab di atas, JK juga diketahui menjabat Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat dengan masa jabatan 2014-2019.
JK juga didapuk menjadi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) sejak 2012. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menegaskan tak ingin maju kembali dalam perhelatan Pilpres 2019 mendatang.
Menjelang 10 bulan masa pensiun, JK telah memiliki keinginan untuk mengabdikan dirinya sebagai pekerja sosial pada bidang ekonomi, pendidikan maupun perdamaian. "Insya Allah seperti itu, tapi secara umum cita-cita mengabdi ke pendidikan, ekonomi, perdamaian, tidak terbatas di pemerintahan," kata JK.
Dirinya pernah bercerita, ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang tiga kali mengikuti Pemilihan Presiden..
"Saya ini memegang juara satu-satunya orang Indonesia yang tiga kali ikut pilpres. Yang lain cuma dua kali, pak SBY dua kali, Bu Nega dua kali, Pak Wiranto dua kali, Pak Jokowi baru mau dua kali, saya sudah tiga kali, Karena tiga kali, dua kali memang satu kali kalah itu yang menyebabkan saya tak bisa lanjut lagi," ujar JK.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.