Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditelpon Menko Luhut, Bos Bank Dunia Beberkan Alasan Mundur hingga Janji Investasi di Indonesia

Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengaku langsung menelepon Kim untuk menanyakan alasan pengunduran diri tersebut.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Ditelpon Menko Luhut, Bos Bank Dunia Beberkan Alasan Mundur hingga Janji Investasi di Indonesia
Instagram Christine Lagarde
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (kiri), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (kedua kiri), Ketua Panitia IMF-Bank Dunia 2018 Luhut Binsar Pandjaitan (tengah), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan), dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam penutupan IMF Nusa Dua Balim Minggu (14/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM - Presiden World Bank atau Bank Dunia, Jim Yong Kim secara mendadak mengundurkan diri pada Senin (7/1/2019).

Ia akan melepas posisi tertinggi di lembaga yang bermarkas di Washington, AS itu pada akhir Januari 2019, tiga tahun lebih cepat dari berakhirnya masa jabatan.

Mendengar kabar tersebut, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengaku langsung menelepon Kim untuk menanyakan alasan pengunduran diri tersebut.

"Saya mendapat kabar bahwa seorang kawan, Jim Yong Kim, mengundurkan diri sebagai Presiden Bank Dunia. Spontan saya langsung menelponnya. Pertanyaan pertama saya adalah, “Kenapa kamu resign?," tulis Luhut dalam akun Facebooknya, Selasa (8/1/2019).

Kepada Luhut, Kim menjelaskan, dirinya ingin fokus bergabung dengan perusahaan sektor swasta untum membantu pendanaan proyek-proyek bidang infrastruktur di negara-negara berkembang.

Selain itu, Kim menjanjikan untuk membawa investasi ke Indonesia. Pria berusia 59 tahun itu, kata Luhut, melihat Indonesia sebagai negara prioritas dalam pembangunan infrastuktur tersebut.

Berita Rekomendasi

"Kami pertama memilih Indonesia karena saya merasakan sendiri bahwa Indonesia ini suatu negara yang pantas untuk menjadi tujuan investasi," pernyataan Kim yang ditulis Luhut.

"Saya sudah melihat sendiri Indonesia sebagai tempat yang sangat baik, yang memiliki masa depan yang bagus, sangat menguntungkan untuk investasi, dan bagus pemerintahannya. Saya kira Indonesia butuh USD 1 triliun untuk membangun berbagai macam investasi,” lanjutnya.

Baca: Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim Mendadak Letakkan Jabatan

Luhut melanjutkan, Kim mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menjalankan pembangunan. Menurutnya, hal tersebut menunjukan dunia melihat kemajuan Indonesia yang terus mengarah pada satu proses pembangunan yang bagus, yang transparan dan kredibel.

"Tentu masih ada kekurangan di sana sini, tapi saya melihat pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi melakukan perbaikan secara perlahan tapi pasti melakukan perbaikan," tandas Luhut.

"Jangan mau dirusak dengan pikiran-pikiran yang tidak jelas atau kabar bohong. Tapi justru bangunlah persatuan dan kesatuan dengan memelihara perkawanan atau persahabatan, dan bawalah itu dalam satu keinginan untuk membuat Indonesia lebih bagus ke depannya," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kim bakal melepas jabatan tertinggi di Bank Dunia pada akhir Januari 2019 ini, tiga tahun lebih cepat dari berakhirnya masa jabatan.

Melalui pesan tertulis yang diterima pegawai Bank Dunia, Senin (1/7/2019), Kim mengatakan dirinya meninggalkan Bank Dunia untuk bergabung dengan perusahaan sektor swasta yang fokus pada investasi infrastruktur di negara berkembang.

"Peluang untuk bergabung dengan sektor swasta ini tak diduga-duga, tapi saya telah memutuskan langkah ini bisa membuat saya berkontribusi terbesar pada isu global terutama perubahan iklim dan minimnya infrastruktur di pasar negara berkembang," jelas Kim.

Pengunduran diri Kim menimbulkan spekulasi terkait hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump. Keduanya kerap berselisih pendapat soal investasi di perubahan iklim.

Saat ini, posisi kepimpinan lembaga pemberi pinjaman itu diisi sementara oleh Kristalina Georgieva, yang sebelumnya CEO di Bank Dunia.

Trump akan mempunyai pengaruh kuat dalam pemilihan penerus Kim. Pasalnya, AS memegang saham dan suara mayoritas pada hak pemungutan suara Bank Dunia. Sejak 1946, presiden Bank Dunia selalu dipilih oleh pemerintahan negeri Paman Sam itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas