Cerita Menteri Era Kabinet Gotong Royong Soal Keberanian Megawati Soekarnoputri
eks Kabinet Gotong Royong menghadiahi buku berjudul 'The Brave Lady' (perempuan berani) kepada Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Kunjungannya itu sekalian kesempatannya mengkritik AS saat bertemu Presiden Bush, soal embargo senjata ke Indonesia.
"Ketemu dengan Bush, saya katakan saya ini presiden baru. Saya bilang Indonesia katanya sahabat Amerika, masa urusan persenjataan kita diembargo? Jadi straight to the point," cerita Megawati.
Kisah kedua yang diceritakan Poernomo adalah tambang migas Tanggung, Papua yang saat itu tidak kunjung laku.
Ia mengusulkan Megawati berangkat ke Tiongkok untuk melobi negeri itu.
Megawati pun menyanggupi.
Kunjungan Megawati ke Tiongkok dikenal sebagai diplomasi Bengawan Solo.
Akhirnya diplomasi tersebut pun berhasil.
Dari situ, menyusul proyek Jembatan Suramadu dan berbagai proyek migas lainnya.
"Di tanah air sendiri ada kritik. Di tanah air sendiri ada komentar macam-macam. Efek hari ini, investasi Tangguh lunas. Yang dulu mengkritik diam. Sekarang mau dibangun Tangguh III, Tangguh IV. Sukses investasinya dan Papua happy. Ini alasan kedua Ibu Mega sebagai The Brave Lady," ungkap Poernomo.
Buku tersebut disunting oleh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, serta mantan jurnalis Kristin Samah.
Turut hadir dalam peluncuran buku itu mantan wapres Boediono dan Try Sutrisno, mantan menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, Mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra, Mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar, Mantan Kepala Bapenas Kwik Kian Gie, Mantan Menteri Riset dan Teknologi Hatta Rajasa.
Selain itu, terlihat menteri Kabinet Kerja era Jokowi, yakni Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Menteri Desa Eko Putro Sandjojo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.