Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berbahan Polimer, BUOY BPPT akan Dilengkapi Sensor Lokasi dan Pressure Gauge

Ia meyakini penerapan instrumen teknologi multi bencana mampu menghadapi berbagai bentuk ancaman terkait fenomena alam tersebut.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Berbahan Polimer, BUOY BPPT akan Dilengkapi Sensor Lokasi dan Pressure Gauge
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) Hammam Riza dalam Workshop Pengembangan Teknologi di Bidang Mitigasi Bencana yang dihelat oleh Kemenko Perekonomian RI, di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (24/1/2019) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengantisipasi kembali terjadinya bencana di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), seperti Tanjung Lesung, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengusulkan pemanfaatan sejumlah teknologi.

Seperti yang disampaikan Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) Hammam Riza dalam Workshop Pengembangan Teknologi di Bidang Mitigasi Bencana yang digelar oleh Kemenko Perekonomian RI.

Kawasan wisata Tanjung Lesung merupakan wilayah KEK yang menjadi salah satu lokasi terdampak parah saat gempa disusul tsunami terjadi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) pada 22 Desember 2018.

Ia meyakini penerapan instrumen teknologi multi bencana mampu menghadapi berbagai bentuk ancaman terkait fenomena alam tersebut.

BUOY, menjadi salah satu alat yang diusulkan BPPT dalam kesiagaan menghadapi bencana.

Baca: Kunjungi Ponpes Bayt Al Quran, Jokowi Silahturahmi dengan Prof Quraish Shihab

Namun akibat aksi vandalisme dan pencurian yang terjadi beberapa waktu lalu, membuat alat pendeteksi tsunami itu rusak.

Alat tersebut bahkan diamankan oleh warga setempat dan ditarik ke perairan terdekat.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu ia memaparkan bahwa pengembangan BUOY yang diberi nama 'Merah Putih' tersebut nantinya akan dilengkapi pula sensor khusus yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan BUOY.

Selain itu, alat tersebut juga dibuat dari bahan yang sangat sulit dicuri saat berada di tengah laut, yakni polimer.

"BUOY yang kami namakan BUOY merah putih ini nantinya akan dibuat dengan menggunakan bahan polimer," ujar Hammam, di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (24/1/2019) sore.

Bahkan kali ini BUOY juga akan dilengkapi sejumlah instrumen yang bisa membantu alat itu agar bisa bekerja secara real time.

"Kemudian kami lengkapi dengan berbagai instrumen termasuk sensor lokasi dan tekanan (pressure gauge) supaya BUOY bisa bekerja secara realtime,” jelas Hammam.

Hammam pun berharap agar semua pihak bisa mendukung langkah BPPT dalam memanfaatkan teknologi tersebut sebagai salah satu bagian dari upaya mitigasi bencana di perairan nusantara.

"Kami harap dukungan berbagai pihak untuk bersama berkomitmen untuk menjaga BUOY di perairan nusantara, demi kesiapsiagaan dan keselamatan kita bersama," kata Hammam.

Saat ini, BPPT tengah melakukan revitalisasi beberapa BUOY agar bisa segera dipasang pada sejumlah titik.

Terkait waktu pemasangan, Hammam belum bisa membocorkannya.

Namun lembaga yang fokus pada bidang teknologi itu akan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya BPPT dalam upaya pemasangan tersebut.

Pemanfaatan teknologi dalam upaya mitigasi bencana diharapkan bisa menjadi salah satu langkah dalam membantu percepatan revitalisasi KEK.

Perlu diketahui, revitalisasi KEK dapat meningkatkan investasi dan mempercepat pemerataan pembangunan antar wilayah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas