Hary Tanoe Minta Seluruh Kader Perindo Bantu Korban Banjir Bandang Sulsel
Bos MNC ini juga menyerukan seluruh kader, caleg dan masyarakat membantu korban bencana banjir di Sulsel
Editor: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo turut berbelasungkawa atas bencana banjir bandang di Sulawesi Selatan dan menyerukan kader serta mengajak seluruh masyarakat untuk membantu korban banjir tersebut.
"Saya beserta seluruh keluarga besar Partai Perindo menyampaikan belasungkawa kepada korban banjir bandang di tujuh kabupaten kota di Sulawesi Selatan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan," kata Hary Tanoesoedibjo dalam pernyataannya, Minggu(27/1/2019).
Terkait bencana banjir bandang di Sulawesi Selatan, Hary Tanoesoedibjo juga meminta kader Partai Perindo untuk turun langsung membantu para korban banjir bandang dan mengajak masyarakat untuk membantu korban.
"Saya serukan kepada kader Perindo dan seluruh masyarakat untuk membantu sesuai dengan kapasitasnya meringankan beban saudara-saudara kita," ujar Hary Tanoesoedibjo.
Dia berpesan agar para korban banjir harus ditangani menyeluruh baik kesehatan, bahan makanan, kebutuhan sehari-hari, dan tempat tinggal bagi pengungsi banjir bandang.
Sementara itu, organisasi sayap partai Rescue Perindo telah menerjunkan anggotanya untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir sekaligus menyalurkan bantuan logistik kepada korban yang berada di pengungsian.
"Rescue Perindo Sulawesi Selatan sudah kita instruksikan untuk turun langsung dan bergerak bahkan saat bencana terjadi," ujar Ketua DPP Rescue Perindo sekaligus Caleg DPR RI Dapil Jawa Barat VII Denny Adin.
Adapun, Ketua DPD Rescue Perindo Kota Makassar Rendy Mangnga mengatakan saat ini ambulans Perindo telah disiagakan di beberapa titik terdampak guna membantu warga yang membutuhkan pertolongan medis serta memenuhi kebutuhan pokok yang dibutuhkan.
"Kami dari DPD Rescue Perindo sudah standby sejak kemarin, hari ini pun kami sudah keliling di beberapa titik," kata Rendy.
Untuk bantuan pokok, sambung Rendy, Rescue Perindo telah menyerahkan kebutuhan pokok, seperti makanan cepat saji, air mineral, dan keperluan bagi anak-anak.
"Bantuan pokok sudah mulai kami berikan di tiga titik, yakni blok 10 Borong Bambu Perumnas Kecamatan Manggala, Kampung Kajang Kelurahan Tamangapa, dan Bukit Batu Kecamatan Manggala. Bantuan berupa selimut, pakaian, obat-obatan dan tenaga media akan menyusul," katanya.
Sementara ini, warga yang terdampak banjir terpaksa harus diungsikan di titik aman yang tidak terdampak bencana.
"Wilayah terparah, hampir semua merata [banjir]. Korban ada yang mengungsi dan ada yang bertahan. Bertahan maksudnya karena sudah tidak bisa keluar," tuturnya.
Terpisah, Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Selatan I Andika Ulil Amri mengatakan penanganan bencana banjir di Sulsel merupakan tanggung jawab semua pihak baik masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Oleh karenanya, stakeholder terkait harus berperan aktif dalam proses pemulihan pasca-bencana.
"Karena itu proses pemulihan pasca bencana harus dimulai dengan rekonstruksi dan rehabilitasi pemukiman warga yang terdampak, karena ini berhubungan langsung dengan asas kemanusiaan yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara," terangnya.
Selain itu, Andika meminta pemerintah pusat dan pemerintah provinsi setempat menyiapkan beberapa paket kebijakan untuk memperbaiki aktivitas ekonomi masyarakat agar berjalan seperti semula.
Selain itu, diharapkan pemerintah juga memaksimalkan fungsi lembaga riset pemerintahan untuk melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang disinyalir memiliki potensi bencana.
"Pertama, melakukan pemetaan daerah rawan bencana dan disosialisasikan kepada seluruh masyarakat, sehingga bisa mengantisipasi setiap bencana yang akan datang," katanya.
Di samping itu, dia ingin agar masyarakat bisa mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana secara maksimal.
"Kedua, melakukan edukasi ke masyarakat untuk mengetahui hak dan kewajiban masyarakat, khususnya daerah yang terdampak bencana sesuai UU Penanggulangan Bencana No 24 Tahun 2007 pasal 26," pungkasnya.
Diketahui, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang melanda sebagian wilayah Sulawesi Selatan berdampak pada meluapnya Sungai Bantimurung. Akibatnya, luapan air sungai membanjiri Kota Makassar dan enam kabupaten di Sulawesi Selatan.
Banjir terparah di Kota Makassar berada di Kelurahan Paccerakkang dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Begitu juga dengan beberapa wilayah di enam kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep dan Barru.
Selain tingginya curah hujan, air kiriman dari pegunungan Bawakaraeng yang mengaliri beberapa sungai di enam kabupaten kian memperparah kondisi banjir bandang di daerah tersebut.(Willy Widianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.