TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim penyidik satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri menggeledah dua kantor PSSI di Jakarta pada Rabu (30/1).

Lebih 20 penyidik dikerahkan untuk mencari bukti di kantor lama PSSI, Jalan Kemang V nomor 5 Jakarta Selatan dan kantor baru mereka di lantai 14 gedung Fx Office Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola, Kombes Pol Argo Yuwono di lokasi mengatakan penggeledahan dilakukan terkait penyidikan kasus dugaan pengaturan skor yang dilaporkan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indrayani.

Para penyidik dikerahkan untuk mencari bukti berupa dokumen-dokumen kegiatan dan anggaran PSSI tahun 2017 dan 2018. "Tentang pesepakbolaan tahun 2017 dan 2018 yang berkaitan anggaran," kata Argo.

Dari penggeledahan di kantor lama PSSI selama tiga jam, tim Satgas menyita 153 dokumen PSSI. Dokumen-dokumen tersebut diamankan dalam lima boks yang telah dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori.

Baca: Suporter Persib Boleh Lihat Laga Kontra Persiwa, Miljan Radovic Harap Dukungan Penuh Bobotoh di GBLA

Argo menjelaskan, dalam penggeledahan ini tim Satgas juga mencari bukti terkait penyelidikan baru. Di antara dokumen yang diamankan penyidik adalah terkait penyelenggaraan Liga 1.

"Kelompok dokumen tersebut terkait Liga 3, Liga 2, dan Liga 1. Kemudian juga ada dokumen terkait transaksi keuangan, struktur organisasi, administrasi pelaksanaan organisasi PSSI, dan termasuk daftar wasit serta legalitasnya," ujar Syahar.

Kantor PSSI di Kemang telah habis masa kontraknya per 31 Januari 2019. PSSI telah pindah kantor atau menggunakan kantor baru di Fx Office Tower sejak akhir Januari 2019.

"Sebagian besar dokumen sudah dipindah ke kantor baru di fX Sudirman, tetapi masih ada sejumlah dokumen di kantor lama dan sudah kami lakukan penyitaan," katanya.

Penggeledahan di kantor baru PSSI di gedung fX Office Tower berlangsung sekitar enam jam. Selain dokumen kegiatan PSSI tahun 2017-2018, tim Satgas juga menyita barang bukti dalam bentuk dokumen digital.

Penggeledahan di gedung berada di areal mal itu melibatkan 20 penyidik gabungan dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.

"Ada banyak sekali dokumen, dokumen tertulis, digital, soft file, terkait kasus yang sedang ditangani Satgas. Ini akan menjadi alat bukti pemeriksaan," "Ada banyak sekali dokumen, dokumen tertulis, digital, soft file, terkait kasus yang sedang ditangani Satgas. Ini akan menjadi alat bukti pemeriksaan," ujar Kasubid Kamneg AKBP Dedi Murti di lokasi.

"Tidak hanya dokumen anggaran, tapi semua dokumen yang diperlukan. Banyak sekali," imbuhnya.

Tak hanya menangani kasus pengaturan skor, Satgas Anti Mafia Bola mendalami dugaan penyimpangan aliran dana di tubuh PSSI. Makanya, Satgas meminta keterangan dari pejabat PSSI.