Grace Natalie: Pilih Partai Status Quo itu Buang-buang Suara
“Melanggengkan status quo adalah bentuk penghambur-hamburan suara yang sebenarnya,” kata Grace Natalie.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyatakan memilih partainya bukanlah tindakan sia-sia.
Sebab, Grace menilai, memilih partai dengan status quo justru tindakan yang sia-sia.
Hal itu disampaikan Grace Natalie dalam pidato politik di Festival 11 berjudul “Musuh Utama Persatuan Indonesia” di Grha Pradipta Jogja Expo Center, Yogyakarta, Senin (11/2/2019).
“Melanggengkan status quo adalah bentuk penghambur-hamburan suara yang sebenarnya,” kata Grace Natalie.
Hal tersebut disampaikan Grace merespon kampanye negatif yang menyebut memilih kader PSI dalam pemilu legislatif nanti sama artinya dengan membuang suara secara sia-sia karena PSI diprediksi tidak akan lolos ke parlemen.
Baca: Polri Sebut Pemeriksaan Ketum PA 212 Diundur Pekan Depan
Grace kemudian melanjutkan, “Apakah kita puas dengan partai politik yang ada sekarang? Apakah partai politik yang ada sekarang telah bekerja keras menjamin kebebasan beribadah? Apakah mereka turun tangan membela, ketika ada orang yang dipersekusi karena keyakinannya?"
Berangkat dari kesadaran bahwa belum ada partai politik yang bersedia buka suara dan pasang badan menghadapi bola panas isu-isu intoleransi, Grace menambahkan, jika saat ini melihat tatanan politik Indonesia perlu suntikan darah segar.
Dimana, aebuah fraksi baru di parlemen, untuk menemani kelompok Nasionalis-Moderat yang sudah ada, agar lebih berani dan tegas dalam menegakkan persatuan.
“Kita harus berani meninggalkan zona nyaman. Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan,” tutup Grace mengutip sebuah puisi yang disukai Sutan Sjahrir.
Baca: KPK: Adanya Dugaan Suap 20 Proyek SPAM PUPR Semakin Menguat
Festival 11 Yogyakarta bertempat di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin 11 Februari 2019.
Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta yang terdiri dari pengurus, kader, dan simpatisan PSI asal Yogyakarta dan sekitarnya.