Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Gandeng Jepang dan Belanda Kembangkan Krisan

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pengembangan tumbuhan bunga tumbuhan Krisan sebagai produk tanaman hias domestik.

Editor: Content Writer
zoom-in Indonesia Gandeng Jepang dan Belanda Kembangkan Krisan
Kementan
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Pusat PVTPP) menggandeng Center for Seeds and Seedlings (NCSS), National Agriculture and Food Research Organization (NARO) Jepang dan Naktuinbouw Belanda, sebagai dua lembaga yang berkompeten dalam pengembangan krisan di dunia. 

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pengembangan tumbuhan bunga tumbuhan Krisan sebagai produk tanaman hias domestik. Saat ini, posisinya bahkan sudah menduduki posisi utama dengan mencakup 57,67 persen dari seluruh tanaman hias yang ada di Indonesia.

Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Pusat PVTPP), Prof. Erizal Jamal mengatakan hingga saat ini lebih dari 70 varietas krisan baru berhasil diproduksi melalui program hibridisasi dan mutasi.

"Tanaman ini awalnya introduksi dari luar negeri sejak 1998. Sebagian besar varietasnya dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian," kata Erizal, Rabu (13/2/2019).

Menurut Erizal, beberapa varietas yang dihasilkan sangat populer di pasar domestik dan internasional. Beberapa diantaranya adalah Puspita Nusantara, Puspita Asri, Puspita Pelangi, dan Dewi Ratih. Dua diantaranya, yakni, Varietas Puspita Nusantara dan Puspita Kencana bahkan sudah dilindungi hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Erizal mengatakan, dalam tata perdagangan produk pertanian dunia, ekspor Krisan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 misalnya, ekspor Krisan Indonesia mencapai 61.057 kilogram.

"Sementara volume impor terus menunjukan penurunan dari 6.975 kg pada tahun 2016 menjadi 1.571 kg pada tahun 2018. Ke depan prospek pasar krisan dunia semakin terbuka, terutama produk Krisan Belanda dan beberapa negara Eropa serta Jepang," katanya.

Di Jepang sendiri permohonan hak PVT rata-rata mencapai 100-150 varietas setiap tahunnya. Sementara di Belanda rata-rata 55 varietas.

Berita Rekomendasi

"Nah, sedangkan di beberapa negara Eropa, tanaman ini adalah yang terbesar kedua setelah Mawar dalam kelompok tanaman hias yang paling banyak dimohonkan Hak PVT nya. Di Indonesia jumlah permohonan hak PVT untuk krisan baru sekitar 34 varietas," katanya.

Sekedar diketahui, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Pusat PVTPP) menggandeng Center for Seeds and Seedlings (NCSS), National Agriculture and Food Research Organization (NARO) Jepang dan Naktuinbouw Belanda, sebagai dua lembaga yang berkompeten dalam pengembangan krisan di dunia.

Kerjasama ketiga lembaga ini meliputi kegiatan Technical Workshop on DUS Tests for Chrysanthemums yang diselenggarakan di Naktuinbouw, Roelofarendsveen-Belanda, pada tanggal 4-6 Februari 2019 lalu dimana pada kesempatan tersebut diwakilkan oleh Pemeriksa PVT, Nani Suwarni.

"Selama kegiatan, seluruh tenaga ahli dari ketiga negara menyampaikan paparan tentang Report on the PBR and DUS test for Chrysanthemum dari masing-masing Negara, serta Report on the EU Plant Variety Right System and the CPVO application for Chrysanthemum," kata Nani.

Adapun pada diskusi selama 3 hari itu didominasi oleh pembahasan penyusunan manual (calibration book) untuk pemeriksaan uji substantif tanaman Krisan, supaya implementasi pemeriksaan substantif secara internasional tetap sama.

"Selain itu disampaikan pula berbagai pengalaman dalam pengembangan krisan serta upaya kerjasama dalam pengembangannya ke depan. Makanya kita berharap, melalui kerjasama ini pengetahuan antar ahli makin meningkat," pungkasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas