Puisi Doa yang Ditukar - Fadli Zon Minta Maaf Kepada Mbah Moen, Akan Bertemu Langsung
Soal kontroversi puisi Doa yang Ditukar, Fadli Zon minta maaf kepada Mbah Moen, secara pribadi akan berkunjung. Fadli Zon juga menyampaikan klarifikas
Editor: Suut Amdani
5) Apalagi, dalam bait ketiga, sy memberikan atribut yang jelas mengenai siapa “kau” yang dimaksud oleh puisi tersebut.
TONTON JUGA:
6) Pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah.
7) Tuduhan tsb bukan hanya telah membuat sy tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga K.H. Maimoen Zubair. Kami dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa.
8) Keluarga K.H. Maimoen Zubair, melalui puteranya, K.H. Muhammad Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau menerima klarifikasi saya bahwa kata ganti “kau” memang tidak ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair.
9) Tanpa klarifikasi dari sayapun, beliau sendiri berpandangan jika kata ganti “kau” memang ditujukan kepada orang lain, bukan Mbah Moen. Beliau jg menjelaskan jika aksi massa yg telah menggoreng isu ini bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar.
10) Sekali lagi sy sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini juga telah sy sampaikan kepada Menteri Agama @lukmansaifuddin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya.
11) Sudah saya jawab dengan tegas dalam tabayun bahwa kata ganti “kau” pada puisi itu adalah “penguasa”, bukan K.H. Maimoen Zubair.
13) Guru-guru sy banyak berasal dari ulama dan kyai NU, termasuk almarhum K.H. Yusuf Hasyim, putra Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari. Saya juga bersahabat karib dengan K.H. Irfan Yusuf dan keluarganya, yang merupakan cucu Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari.
14) Begitu juga halnya dgn putera pendiri NU yang lain. K.H. Hasib Wahab Abdullah, yg merupakan putera K.H. Wahab Hasbullah, adlh sahabat sy sejak puluhan tahun silam. Sy bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa. Itu sebabnya sy juga sangat menghormati NU.
5) Itu sebabnya sy tidak pernah mendudukan para ulama dan kyai berdasarkan preferensi politiknya. Politik mudah sekali berubah, sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu ajeg.
16) Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan bersilaturahim ke K.H. Maimoen Zubair.
17) Meskipun puisi sy—sekali lagi—tdk pernah ditujukan untuk beliau, sbg salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf krn kontestasi politik yg terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tdk nyaman akibat gorengan orang-orang yg tak bertanggung jawab," tulis Fadli Zon.
Diberitakan sebelumnya, puisi 'Doa yang Ditukar' Fadli Zon menuai kontroversi.