Dedek Prayudi:Masyarakat Berhak Dipertontonkan Kontestasi Jujur dan Mendidik
Politisi muda mantan peneliti kebijakan di United Nations Population Fund ini menganggap hanya politisi pembohong yang akan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi, merespon ucapan capres 02, Prabowo Subianto yang menilai bahwa orang kurang waras kerap memanipulasi data.
Politisi muda mantan peneliti kebijakan di United Nations Population Fund ini menganggap hanya politisi pembohong yang akan menggiring publik tidak percaya data.
"Saya pikir pak Prabowo juga paham bahwa hanya politisi pembohong yang ingin publik tidak percaya data, sehingga dapat ruang untuk menyebarkan kebohongan dan hoaks," kata Dedek dalam keterangannya, Senin (18/2/2019).
Dedek mengatakan bahwa data adalah sumber rujukan dalam melihat keadaan dengan akurasi yang dapat dipertanggubgjawabkan.
Baca: Jika Pemilu 2019 Berlangsung Lancar Banyak Investor Masuk ke Indonesia
"Data diambil dilapangan dengan metode ilmiah untuk dapat memotret fakta lapangan dengan tingkat akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Tanpa data, setiap politisi dapat berkata apa saja tanpa pertanggungjawaban," jelas Dedek.
Pria yang akrab disapa Uki ini menilai bahwa mengelak dari data karena kepentingan politik jangka pendek adalah sesuatu yang tidak mendidik dan picik.
Baca: Komnas HAM Undang Erick Tohir dan Djoko Santoso Bedah Visi Misi Capres dan Cawapres
"Data adalah sesuatu yang objektif, tapi intepretasi data bisa jadi subjektif. Mari adu intepretasi. Masyarakat berhak dipertontonkan kontestasi yang jujur dan mendidik, jangan karena indikator pembangunan menunjukkan bahwa arah pembangunan sudah benar, maka data yang disalahkan. Itu picik," tutup Dedek.
Sebelumnya ungkap Dedek, Prabowo Subianto menyebut kebiasaan memanipulasi data sebagai perilaku orang kurang waras. Hal itu dikatakan dalam pidato kebangsaan yang disampaikan di ballroom Hotel Po Semarang, Jumat (15/2/2019) lalu.
Saat itu, ia mengibaratkan negara seperti halnya tubuh manusia. “Kalau ada salah satu bagian yang sakit, maka semuanya akan ikut merasakan sakit,” katanya
Permasalahan itu menurutnya harus segera ditangani, terutama oleh para ahli. “Seperti kalau kita sedang sakit, bawa ke dokter,” ungkap Prabowo.