Polres Metro Jakpus Terima Laporan dari Jurnalis yang Alami Persekusi di Kegiatan Munajat 212
Polres Metro Jakarta Pusat telah menerima laporan persekusi yang dialami jurnalis Detik.com, Satria Kusuma, saat meliput kegiatan Munajat 212 di Monas
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
![Polres Metro Jakpus Terima Laporan dari Jurnalis yang Alami Persekusi di Kegiatan Munajat 212](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/peserta-acara-malam-munajat-212.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Pusat telah menerima laporan persekusi yang dialami jurnalis Detik.com, Satria Kusuma, saat meliput kegiatan Munajat 212 di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (21/2) malam.
Kabag Humas Polres Jakarta Pusat Kompol Purwadi mengatakan Satria telah melaporkan kejadian itu pada Jumat (22/2) sekira pukul 00.15 WIB.
"Iya sudah ada laporan masuk hari ini. Perkara yang dilaporkan adalah bersama-sama di muka umum melakukan kekerasan terhadap orang atau barang," ujar Purwadi, ketika dikonfirmasi, Jumat (22/2/2019).
Adapun laporan itu teregister dalam nomor laporan 358/K/II/2019/RESTRO JAKPUS tanggal 22 Februari 2019.
Kini, kepolisian masih menyelidiki pihak terlapor atau pelaku persekusi dalam kasus ini.
Baca: Polres Jakbar Kerja Sama dengan Polda Aceh Gagalkan Pengiriman 30 Kg Paket Ganja Dalam Bungkus Kopi
"Saat ini pelaku masih dalam penyelidikan," kata dia.
Seperti diketahui, kejadian penganiayaan pada Satria terjadi pada Kamis (21/2/2019) sekitar pukul 20.30 WIB.
Saat itu, terjadi kericuhan di dekat pintu keluar VIP arah bundaran patung Arjuna Wiwaha.
Dari informasi yang beredar menyebutkan bahwa ada seorang copet yang tertangkap. Satria pun langsung mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel.
"Saat itu, Satria tidak sendirian. Ada wartawan lain yang juga merekam peristiwa tersebut. Pada saat merekam video itulah, Satria dipiting dan kedua tangannya dipegangi. Mereka meminta Satria menghapus video itu, akhirnya dia setuju rekaman itu dihapus," ujar Pemimpin Redaksi Detik.com, dalam keterangan resminya.
Alfito menambahkan, Satria langsung dibawa menuju ruangan VIP dan mengalami intimidasi. Disana, terjadi adu mulut antara Satria dan peserta aksi karena Satria diminta menunjukkan kartu identitas untuk difoto.
Namun Satria lebih memilih untuk menunjukkan kartu identitasnya tanpa diijinkan untuk difoto. Satria juga sempat dipukul dan diminta berjongkok.
"Saat mereka tau Satria adalah wartawan detik.com, mereka sempat melakukan tindakan intimidatif dalam bentuk verbal. Ketegangan sedikit mereda saat Satria bilang pernah membuat liputan FPI saat membantu korban bencana di Palu," kata Alfito.
Satria pun dilepas setelah diajak berdiskusi dengan salah satu perwakilan peserta yang mengaku sebagai pihak keamanan Munajat 212 dengan jaminan kartu pelajar milik Satria.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.