Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Adit yang Harus Diamputasi karena Tak Punya Biaya untuk Obati Kecelakaan Saat Olahraga

Akan tetapi setelah dua tahun berlalu berharap keajaiban itu memang ada, Allah ternyata memiliki rencana lain.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kisah Adit yang Harus Diamputasi karena Tak Punya Biaya untuk Obati Kecelakaan Saat Olahraga
Kitabisa
Aditya. 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa tahun lalu, Adit, mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, terbilang aktif di kegiatan sepak bola

Seringkali Adit ikut serta membela tim sepakbolanya mewakili atas nama kampus dan jurusan. Ia bahkan sempat mengikuti beberapa pertandingan seperti di IAIN Tulungagung, Torabika Cup, Persib Singaperbangsa, Piala Suratin 2014 dan pertandingan lainnya.

Namun, perjalanan hidup kadang tak bisa ditebak. Ia mengalami kecelakaan saat pertandingan persahabatan antara UIN SGD Bandung vs. Unpad di Lapangan Jati saat Torabika Cup tahun 2016 lalu.

Kakinya yang tertendang oleh lawan kiper sehingga menyebabkan kaki kananya patah tulang. Sudah dua tahun berlalu, tetapi sampai saat ini Adit masih belum bisa mengikuti perkuliahan dan beraktivitas seperti biasanya.

Baca: Sudah Nenek-nenek Tapi Tetap Cantik, Ini Cara Aneh Madonna Menjaga Kecantikannya

Jalur pengobatan tradisional yang Adit lakukan tidak membawa kondisi yang bagus. Perkembangan kakinya semakin memburuk, sempat di bawa berobat ke Rumah Sakit Halmahera Bandung tetapi karena terkendala di biaya, pengobatan tidak dilanjutkan kembali. Akhirnya Adit hanya bisa sabar, bertawakal, dan optimis bahwa kondisi kakinya akan semakin lebih baik.

Beberapa waktu lalu Adit sempat kembali ke rumah sakit, begitu melihat kondisi kakinya yang sangat memprihatinkan, dokter menyarankan Adit untuk mengambil tindakan amputasi. Tetapi saat itu Adit dalam posisi yang tidak siap jika dihadapkan dengan pilihan kehilangan kakinya yang selama ini telah menjadi organ penghubung yang bisa menyalurkan gairahnya di dunia sepakbola.

Akan tetapi setelah dua tahun berlalu berharap keajaiban itu memang ada, Allah ternyata memiliki rencana lain.

Berita Rekomendasi

Setelah akhirnya melakukan cek up kontrol kembali ke rumah sakit, dilihat dari kondisi kaki kanannya yang semakin memprihatinkan, akhirnya dengan ketabahan dan sabar yang tiada batasnya, Adit memutuskan jika tindakan amputasi adalah jalan yang terbaik. Demi memperkecil segala kemungkinan buruk infeksi yang semakin parah atau rusaknya jaringan tubuh.

Hingga saat ini, Adit masih seceria dan sesemangat dulu. Setelah memutuskan bahwa amputasi adalah jalan yang terbaik, semangatnya untuk bangkit besar sekali.

Sempat Adit bilang, bahwa kami sedang sama-sama berjuang. Bedanya, kami berjuang untuk skripsi, Adit berjuang untuk bangkit kembali.

Saat ini Adit tinggal dalam kontrakan saudaranya. Dengan kondisi ibunya yang sedang hamil 8 bulan, dua adiknya yang masih sekolah, kakaknya yang bernama Yusrizal Luthfi adalah yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga saat ini.

Maka dari itu, dengan segenap rasa keprihatinan yang mendalam, kami segenap teman-teman kuliah Aditya, memohon bantuannya untuk meringankan biaya operasi amputasi dan kaki palsu untuk Aditya. Agar semangatnya untuk bangkit dan melanjutkan hidup tidak pernah luntur.

Bila pembaca ingin membantu Adit, bisa langsung ke BANTU ADIT

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas