Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pimpinan KPK kepada 39 Finalis Putri Indonesia: Harta, Tahta, Wanita, Berakhir di Rutan KPK

Dalam sambutannya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menceritakan soal istilah "harta, tahta, dan wanita".

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pimpinan KPK kepada 39 Finalis Putri Indonesia: Harta, Tahta, Wanita, Berakhir di Rutan KPK
Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com
Finalis Putri Indonesia di KPK 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 39 finalis Putri Indonesia bersama pengurus Yayasan Puteri Indonesia (YPI) menyambangi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Kedatangan para putri dari seluruh provinsi di Indonesia ini untuk belajar mengenai nilai-nilai antikorupsi dan upaya pemberantasan korupsi.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menceritakan soal istilah "harta, tahta, dan wanita".

"Ada istilah tahta, harta, dan wanita. Nah di belakang gedung KPK itu ada tahanan, banyak pejabat negara jatuh karena ketiga hal itu. Pertama dia gila kekuasaan, tahta, mengorbankan banyak hartanya untuk meraih kekuasaan. Dan ketika sudah duduk di kekuasaan, dia haus harta. Dan ketika harta itu diperoleh dengan cara tak benar, salah satu pelariannya adalah wanita. Banyak kejadian seperti itu," cerita Alex.

"Nah kami tidak ingin mbak-mbak sekalian, mbak punya potensi sangat besar. Kami tidak ingin nanti kedepan mbak-mbak menjadi jatuh ke dalam hal-hal yang negatif. Kami berharap calon Putri Indonesia bisa lebih membawa diri secara positif," imbuhnya.

Maka dari itu, Alex berharap kepada para Putri Indonesia untuk dapat menjadi agen-agen antikorupsi. Ia pun memberikan contoh bagaimana minimnya nilai antikorupsi di Yogyakarta.

Baca: Profil Pramono Edhie yang Donorkan Sumsum Tulang Belakang untuk Ani Yudhoyono

"KPK tahun 2015 itu mengadakan survei di Jogja, ke ibu-ibu. Kita tanyakan seberapa jauh ibu-ibu itu mengajarkan nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai antikorupsi, hasilnya mengejutkan. Hanya 5 persen yang mengaku mengajarkan nilai-nilai kejujuran ke anak-anaknya," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Kata Alex, ibu-ibu jaman sekarang lebih memikirkan nilai matematika anaknya dapat jelek dibanding mengajarkan nilai-nilai kejujuran.

Menurutnya, selain hal itu, banyak perbuatan-perbuatan anti kejujuran yang rutin terjadi di kehidupan sehari-hari.

"Lihat anak sekolah, kan ke sekolah naik motor, kira-kira sudah punya SIM belum? Pasti belum kan. Tetapi orang tua kan bangga, loh sekarang anak saya kalau sekolah enggak ngerepotin lagi, sudah bisa berangkat sendiri. Ini kan bentuk bentuk perilaku korupsi juga," ujar Alex.

"Jadi persoalan pemberantasan korupsi tidak hanya terkait masalah OTT (Operasi Tangkap Tangan), tapi kami sangat concern terhadap pencegahan. dldan itu bisa dilakukan sejak dini, sejak awal," sambungnya.

Oleh karena itu, melalui Putri Indonesia yang memiliki banyak pengikut di media sosial, Alex menginginkan nilai antikorupsi disebarluaskan.


"Kami berharap nanti bisa menjadi agen KPK. Saya yakin pasti nanti banyak pengikut mbak-mbak di Twitter misalnya, Instagram kan pasti punya. Tolonglah suarakan berani jujur, karena kejujuran ini yang rasa-rasanya kita mengalami degradasi. Kepemimpinan, berkomitmen, dan berintegriras yang kita butuhkan saat ini. Harapan kami seperti itu," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas