Menteri Jonan: Kalau Staf PhD Kerjanya Nulis dan Merokok, Saya Pindahkan Jadi Pengamat Gunung Berapi
Menteri Ignasius Jonan akan memindahkan para stafnya yang bergelar PhD jika mereka kerjanya hanya menulis dan merokok saja.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Ignasius Jonan (55) akan memindahkan para stafnya yang bergelar PhD jika mereka kerjanya hanya menulis dan merokok saja tanpa bekerja.
"Saya punya kira-kira 200 staf di kantor yang bergelar PhD, tapi kerjanya hanya nulis dan merokok saja," ungkap Menteri Jonan saat berkunjung ke Tokyo dan melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Jepang, Minggu (10/3/2019) yang dihadiri sekitar 100 warga Indonesia yang tinggal di Jepang.
Jonan mengaku berusaha melayani kebutuhan masyarakat sesuai dengan sila Keadilan Sosial bagi Masyarakat Indonesia dengan kerja kerasnya ke berbagai pelosok tanah air.
"Mereka kalau cuma nulis dan merokok saja, akan saya pindahkan jadi pengamat gunung berapi supaya tahu hidup yang betul bagaimana," kata Jonan.
Seismologis ESDM menurut Jonan, banyak belajar di Jepang seperti di Kyoto dan sebagian di Kyushu.
"Renewable SDM kami banyak dari Kyodai dan Todai, tapi dari Waseda tidak ada kayaknya, mungkin generasi yang lebih muda nanti," kata dia.
Selain itu di ESDM juga ada pusat vulkanologi air tanah dan geologi.
"Pada intinya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus ada, kementerian saya tak bisa eksklusif. Jadi saya banyak masuk ke wilayah terpencil sekalipun supaya bisa bantu masyarakat secara langsung," kata Jonan.
Sebagai bukti Menteri Jonan juga mengungkapkan listrik gratis di daerah terpencil seperti di daerah Papua misalnya, jumlah yang sudah dipasang 250.000 rumah tahun lalu, tahun ini bertambah 100.000 rumah.
"Itu total kan sekitar 2 juta orang bukan yang selama ini tak ada listrik, sejak tahun 2018 mulai dipasangi listrik gratis. Melihat rumah mereka saja gak berani pasti kita nagih. Jangankan 100 ribu rupiah, 50.000 rupiah saja mereka gak mampu bayar mungkin. Itulah sebabnya diberikan listrik gratis," katanya.
Baca: Baru Berusia 7 Tahun Mikhalya Bakrie Kirim Chat Begini, Suami Nia Ramadhani: Langsung Runtuh Dunia
Bagaimana dampaknya setelah dipasang listrik gratis?
"Saya belum melihat banyak hal, paling juga mereka mengaku jadi bisa mulai belajar, banyak membaca kalau malam terbantu oleh listrik. Kini baru satu tahun nanti sedikitnya setelah 3 tahun mungkin baru ketahuan dampak lainnya setelah dipasangi listrik," ujarnya.
Bagi Jonan selama menjadi menteri, itulah tantangan terberat tugasnya.
"Tantangan besar bagi saya dan kita semua yang punya empati terhadap saudara kita dari Sabang sampai Merauke, rasanya banyak sekali, supaya bisa menjadikan mereka semakin maju dan semakin bahagia bersama kita semua," katanya.
Menteri Jonan yang telah menjalankan kerangka energi utama pembangunan di Indonesia, menurutnya untuk kelanjutan tergantung Presiden yang terpilih nanti.
"Saya hanya menjalankan perintah Presiden saja. Kalau Presiden mendatang bilang biru ya saya jalankan biru, kalau diperintahkan kuning ya saya jalankan kuning," ungkapnya.