Mantan Komandan NII: Aksi Teroris Ingin Kekacauan Biar Ada Alasan Pojokkan Pemerintah Dan Aparat
Ken Setiawan mantan komandan NII (Negara Islam Indonesia) memprediksi aksi teror tidak berhenti di Sibolga, Sumatera Utara.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ken Setiawan mantan komandan NII (Negara Islam Indonesia) memprediksi aksi teror tidak berhenti di Sibolga, Sumatera Utara.
Aksi teror menurut pendiri NII Crisis Center ini, masih akan terus berlanjut karena tujuanya memang disamping menunjukan eksistensi, mereka juga menghendaki kekacauan agar ada alasan untuk memojokan pemerintah dan aparat.
Seolah olah gagal memberikan rasa aman di masyarakat.
"Ketika sudah kacau mereka akan provokasi masyarakat supaya anti pemerintah dengan dalih pemerintah tidak bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat," ujar Ken Setiawan kepada Tribunnews.com, Kamis (14/3/2019).
Ken Setiawan mayakini sel sel tidur teroris masih aktif dan mereka punya ketrampilan dan keberanian melakukan aksi kapan dan dimanapun mereka mau.
Baca: Arya Sinulingga Tertawa Terbahak-bahak saat Dahnil Anzar Sebut Prabowo Tentara yang Pro Reformasi
Menurut Ken, jaringan teroris kini sifatnya acak walaupun ada beberapa yang terkoneksi. Misal jaringan Abu Hamzah dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung, Tiau dan Sumatera Utara.
"Abu Hamzah yang besar di Jakarta pada tahun 2000-an, mereka terkoneksi karena walaupun dari latar belakang yang beda tapi punya tujuan yang sama yaitu menggulingkan pemerintah karena dianggap rezim taghut Pancasila yang undang undangnya melawan hukum Allah" jelas Ken Setiawan.
Baca: Syahrini Sebut yang Bukan Jodoh Bakal Tersingkir, Psikolog Ini Protes: Gimana dengan Pelakor
Menurut Ken Setiawan, Kelompok teroris model ini tidak menggunakan nama-nama tertentu.
"Mereka hanya mengaku sebagai orang Islam. Kajian mereka seperti usroh, hanya beberapa keluarga dan berpindah pindah."
"Mereka merasa bahwa mereka adalah satu-satunya kelompok manusia di muka bumi ini yang masih berpegang dengan Al-Qur’an," papar Ken Setiawan.
Baca: Intip Ekspresi Malu-malu Luna Maya Saat Lagu Ariel Noah Separuh Aku Diputar
Bukan hanya non muslim yang mereka musuhi, kata Ken Setiawan, mereka menganggap semua orang Islam di luar kelompok mereka di bumi ini bukanlah muslim.
"Tapu orang-orang kafir, karena telah kafir terhadap ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an. Mereka juga merasa bahwa merekalah kelompok manusia yang akan mengembalikan kejayaan Islam di muka bumi ini dengan tegaknya daulah kekholifahan di tangan mereka," jelas Ken Setiawan.
Semua kelompok lain yang juga mempunyai misi penegakkan daulah Islam, imbuh dia, bukanlah mitra bagi mereka.
"Tetapi hanyalah orang-orang kafir yang tidak faham akan Alquran dan tidak mengerti Islam yang sebenarnya," ucap Ken Setiawan.
Lebih jauh ia menjelaskan, kelompok teroris ini perekrutannya bukan disebabkan faktor kemiskinan, kesenjangan, keadilan dan lainnya.
Tapi tegas dia, mereka itu anti terhadap pemerintah karena pemerintah menggunakan hukum pancasila dan mereka akan ganti dengan khilafah atau negara Islam.
Baca: Bhayangkara FC Vs Bali United, Misi Lanjutkan Rekor Seratus Persen Kemenangan
Ia jufa mengungkap semakin kaya justru akan menjadi donatur aksi teroris yang sangat membahayakan.
"Orang yang sudah teradikalisasi pemikiran tidak pernah berpikir panjang, bahkan melakukan bom bunih diri pun dianggap jihad karena dalam doktrin mereka itu akan mendapat surga tanpa hisab bersama keluarga," jelasnya.
Diberitakan, terduga teroris Husain alias Abu Hamzah yang diamankan kepolisian di Sibolga, Sumatera Utara, mengaku telah merakit puluhan bom.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan istri terduga teroris juga membawa 4 bom aktif yang akhirnya diledakkan.
"Dari pengakuan pelaku AH itu ada sekitar puluhan bom yang sudah terakit," ujar Dedi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).
Ia menjelaskan target dari puluhan bom itu adalah para aparat kepolisian yang menjadi lawan dari kelompok teroris.
Jenderal bintang satu itu mengatakan terduga teroris yang ditangkap di Lampung, Kalimantan Barat dan Sibolga masih satu jaringan. Terkait aksi amaliyah, kata dia, bisa dilakukan setiap saat atau sewaktu-waktu sesuai kemauan kelompok tersebut.
"Yang jelas sasarannya aparat keamanan. Musuh utamanya kepolisian, karena kepolisian yang melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris," kata dia.
"Mereka saling komunikasi melalui medsos pakai WAG, email sama FB. (Aksi amaliyah, - red) Tergantung kesempatan dan peluang yang dimiliki kelompok tersebut," imbuh Dedi.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan bahwa Abu Hamzah sendiri memiliki kemampuan merakit bom. Meski begitu, ia menyebut Abu Hamzah tidak sendirian dalam merakit bom-bom tersebut.
"Saudara AH memiliki kemampuan untuk merakit bom dan mempengaruhi kelompok tersebut. Tidak sendiri, tidak mungkin sendiri karena merakit bom itu apalagi dalam jumlah banyak tidak mungkin sendiri. Pasti dia dibantu temennya yang saat ini kami lakukan pengembangan kembali," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.