Presiden PKS Mengutuk Aksi Penembakan di Selandia Baru
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengutuk keras tindakan penembakan massal terhadap umat Islam yang sedang menjalankan salat Jumat di Selandia Baru.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengutuk keras tindakan penembakan massal terhadap umat Islam yang sedang menjalankan salat Jumat di Selandia Baru.
"Ini benar-benar tindakan yang sangat biadab dan merupakan teror terhadap kemanusiaan dan umat Islam. Semua yang masih memiliki rasa kemanusiaan pasti mengutuk keras tindakan kejahatan ini," tegas Sohibul Iman di kantor DPP PKS Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Sohibul mengingatkan segala bentuk teror kepada siapapun, oleh siapapun dan dilakukan dengan alasan apapun adalah tindakan kejahatan yang harus dilawan bersama-sama
Sohibul juga mengucapkan rasa bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada korban dan masyarakat Selandia Baru.
"Kami juga turut berbela sungkawa atas peristiwa tragis ini. Semoga pihak yang berwewenang segera menghukum pelaku dengan hukuman yang seberat-beratnya!" katanya.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini juga mengajak dunia internasional untuk menghentikan segala bentuk propaganda yang memberikan stigma negatif terhadap Islam dan umat Islam atau islamophobia.
Mengenai tersiar kabar ada korban WNI, Sohibul Iman mendukung upaya Kementerian Luar Negeri melalui KBRI di Selandia Baru untuk melindungi WNI yang ada di sana.
Sebelumnya, terjadi penembakan massal di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019). Penembakan dilakukan saat hendak dilakukannya salat Jumat dan di unggah oleh para pelaku ke media sosial.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan kepada media ada enam WNI yang berada dalam masjid ketika serangan terjadi.
Baca: Dapat Kabar dari Rekannya, Taqy Malik Ceritakan Suasana Penembakan Sadis di Selandia Baru
Baca: GP Ansor Kutuk Aksi Keji Pembunuhan Jemaah Salat Jumat di Selandia Baru
Dari jumlah tersebut, tiga orang berhasil melarikan diri dan tiga lainnya belum terkonfirmasi.
Ditengarai ada dua WNI yang terluka akibat peristiwa tersebut.