Komisi VIII DPR Minta Selandia Baru dan Belanda Ambil Langkah Tegas Hadapi Aksi Teror
Ace pun menyebutkan contoh kasus penembakan brutal yang terjadi di kota Christchurch, yang terletak di South Island, Selandia Baru.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Padahal apa yang ia pahami selama ini adalah islam selalu mengajarkan kedamaian dan kebaikan.
"Memang kecenderungan untuk menjadikan islam sebagai bentuk islamophobia di dunia masih sangat terlihat, menurut saya ajaran islam adalah ajaran yang damai," kata Ace.
Namun ia tidak memungkiri bahwa pemahaman seperti apa yang ia pahami selama ini, belum bisa dimengerti oleh masyarakat dunia secara luas, terutama dunia Barat.
Sehingga ia berharap agar kedepannya kasus serangan yang mengatasnamakan agama, tidak terulang kembali.
"Nah pemahaman semacam ini masih belum banyak dimiliki oleh masyarakat Barat, dan kita berharap itu tidak sampai terjadi secara terus menerus," tegas Ace.
Perlu diketahui, serangan brutal yang dilakukan pemuda asal Australia bernama Brenton Tarrant, telah menewaskan 50 orang serta melukai puluhan lainnya.
Ia melakukan serangan melalui tembakan senjata semi-otomatis tersebut di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu.
Tarrant diduga terkait jaringan kelompok radikal dan dianggap memiliki pandangan negatif tentang Islam.
Sedangkan penembakan yang terjadi di Utrecht, Belanda diduga berlatar motif teroris lantaran ditemukan bukti berupa sebuah surat yang berada dalam mobil pelaku.
Pelaku utama penembakan itu bernama Gokmen Tanis, dan peristiwa naas tersebut menewaskan tiga orang.
Sementara penembakan yang terjadi di Manhattan, AS menewaskan satu orang namun diduga bermotif gesekan antar geng.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.