Komisi VIII DPR Minta Selandia Baru dan Belanda Ambil Langkah Tegas Hadapi Aksi Teror
Ace pun menyebutkan contoh kasus penembakan brutal yang terjadi di kota Christchurch, yang terletak di South Island, Selandia Baru.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyoroti aksi penembakan yang terjadi di Selandia Baru, Belanda dan Amerika Serikat (AS), Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai harus ada langkah tegas yang diambil pihak berwenang di negara tersebut.
Sebagai anggota parlemen yang tergabung dalam komisi yang membidangi beberapa hal, salah satunya agama, ia berharap negara-negara yang kini menjadi sorotan dunia itu bisa menyiapkan langkah tegas untuk memproteksi masyarakat yang bermukim di sana.
Baik itu warga asli, imigran, maupun para diaspora.
Ace pun menyebutkan contoh kasus penembakan brutal yang terjadi di kota Christchurch, yang terletak di South Island, Selandia Baru.
Baca: Anggota Brimob yang Tewas di Nduga Papua Ternyata Anak Buruh Pelabuhan di Nunukan
Berdasar pada informasi yang ia peroleh, kasus tersebut memiliki motif diskriminasi dan cenderung ke arah 'Islamophobia'.
Sehingga dirinya secara tegas meminta agar aparat kepolisian di negeri kiwi itu bisa bertindak lebih keras kepada mereka yang terindikasi melakukan teror.
"Kami tentu sangat berharap bahwa pihak masing-masing negara, misalnya di New -Zealand dipastikan kepolisiannya bertindak secara tegas ya, terhadap Islamophobia tersebut," ujar Ace, kepada Tribunnews, di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Selasa sore (19/3/2019).
Tidak hanya itu, Ketua DPP Partai Golkar bidang Media dan Penggalangan Opini tersebut pun menyebut contoh kasus serupa yang terjadi di Belanda.
Selama ini ia menilai negara yang bertetangga dengan negeri bavaria Jerman tersebut merupakan negara yang liberal.
Oleh karena itu Ace berharap agar ada sanksi tegas terhadap pelaku teror yang mengatasnamakan agama dalam melakukan aksinya.
Begitu pula terkait teror yang terjadi di Manhattan, Amerika Serikat (AS), meskipun motif penembakan masih belum jelas.
"Demikian juga di Belanda yang selama ini dikenal sangat liberal, juga (kami berharap) sikap sangat tegas itu (diberlakukan) terhadap kekerasan atas nama agama, juga di Amerika," jelas Ace.
Ace pun menyadari bahwa selama ini di belahan dunia lainnya masih terlihat bentuk diskriminasi yang mengarah kepada 'Islamophobia'.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.