Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Pencoblosan, PPP Jaga Basis Suaranya di Luar Negeri

PPP semakin gencar melakukan pendekatan kepada pemilih dan tentunya juga menjaga basis suaranya, tidak terkecuali di luar negeri.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jelang Pencoblosan, PPP Jaga Basis Suaranya di Luar Negeri
Istimewa
Jelang pemungutan suara Pemilu 2019 pada 17 April mendatang, caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin gencar melakukan pendekatan kepada pemilih dan tentunya juga menjaga basis suaranya, tidak terkecuali di luar negeri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pemungutan suara Pemilu 2019 pada 17 April mendatang, caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin gencar melakukan pendekatan kepada pemilih dan tentunya juga menjaga basis suaranya, tidak terkecuali di luar negeri.

Politisi PPP Rendhika Deniardy Harsono mengatakan ada kedekatan kultur dan historis PPP dengan para WNI di luar negeri.

"Kedekatan kultural dan historis ini yang mendekatkan PPP dengan para WNI yang berada di luar negeri. Orang tua mereka tinggal di Indonesia yang notabene mereka PPP," kata anggota DPRD DKI Jakarta ini, Minggu (24/3/2019).

Baca: Hari Ini Dua Muncikari Vanessa Angel Dijadwalkan Jalani Sidang Perdana

Diakui Rendhika, dirinya akan memanfaatkan dua hal tersebut untuk mendapatkan dukungan dari konstituten. "Kami terus ikhtiar ke kantong-kantong basis suara PPP di Singapore, Malaysia, Brunei dan Hongkong di antaranya," ujarnya.

Ditegaskannya, dirinya akan all out dan yakin PPP akan mendapatkan dukungan suara WNI di Luar Negeri karena memperjuangkan aspirasi dari semua stakeholder.

"Kami akan melakukan pembinaan terhadap titik-titik yang kami sambangi. Sejauh ini lebih dari 100 titik yang sudah kami datangi dari berbagai negara," tambahnya.

Menyinggung permasalah WNI yang berada di luar negeri, di antaranya perlindungan dari pemerintah, menurut kami dibawah kepemimpinan pak Jokowi sudah baik, namun perlu ditingkatkan secara umum.

Berita Rekomendasi

"Permasalahan TKI ilegal menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Karena yang ilegal sulit mendapat perlindungan dari negara," ucap Rendhika.

Sementara itu, Yayuk Yuliani, tokoh perempuan Majelis Taqlim Yuen Long di Hong Kong mengatakan para WNI di negara tersebut berharap para anggota parlemen hasil Pemilu 2019 nanti mengerti apa yang dibutuhkan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) seperti dirinya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas