Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perludem Sebut Masih Banyak Warga yang Belum Tahu Seputar Pemilu Serentak 2019

Menurut dia, pemilu 2019 memiliki beban yang kompleks dan luar biasa karena pemilu legislatif san pemilu presiden digelar berbarengan.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Perludem Sebut Masih Banyak Warga yang Belum Tahu Seputar Pemilu Serentak 2019
Kompas.com/PRIYOMBODO
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih giat lagi melakukan sosialisasi pelaksanaan pemilihan umum secara serentak kepada masyarakat. Sebab, banyak pemilih yang masih belum mengetahui tentang pemilu serentak 2019.

“Beberapa survei menyebut bahwa masih banyak pemilih yang belum mengetahui tentang pemilu serentak, masih banyak pemilih yang belum banyak mengetahui soal pencoblosan dengan surat suara yang banyak,” kata Titi kepada wartawan, Selasa (26/3/2019).

Menurut dia, pemilu 2019 memiliki beban yang kompleks dan luar biasa karena pemilu legislatif san pemilu presiden digelar berbarengan. Namun, perkembangannya bahwa pemilu presiden lebih dominan daripada legislatif.

“Menurut saya, menjelang 23 hari pencoblosan KPU harus mengintensifkan lagi kerja-kerja sosilisasinya, sehingga lebih banyak lagi pemilih secara masif dan luas,” ujarnya.

Baca: Polisi: Joko Driyono Ditahan karena Kasus Perusakan Barang Bukti

Maka dari itu, Titi meminta KPU harus lebih kreatif, pro aktif dan partisipatif melibatkan semua kalangan untuk mensosialisasikan soal teknis penyelenggaraan pemilu serentak 2019.

“Termasuk soal sumber-sumber informasi yang bisa diakses soal pemilih untuk mengetahui penyelengaraan pemilu 2019,” jelas dia.

Titi menjelaskan KPU harus belajar dari pemilu 2014 dimana pemilu legislatif digelar terpisah dengan pemilu presiden, tapi jumlah surat suara tidak sah itu terlalu tinggi pada angka 10 persen lebih atau setara 14 juta lebih suara.

Berita Rekomendasi

“Itu harus menjadi pelajaran betul bagu KPU untuk evaluasi guna mengoptimalkan strategi diujung proses penyelengaraan pemilu. Karena diakui pemilu saat ini lebih rumit, lebih kompleks dengan dominasi pilpres dengan ketidaktahuan publik soal penyelengaraan pemilu,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas