Kepuasan Publik Terhadap Telekomunikasi dan Internet Diklaim Capai 90,1 Persen
Rudiantara memaparkan capaian-capai pemerintah terutama di sektor telekomunikasi dan informatika kurun waktu 4 tahun terakhir.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia Milenial Report 2019 merilis dari 24 kategori indeks kepuasan publik terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi, yang paling tinggi adalah kepuasan publik terhadap Telekomunikasi dan Internet sebesar 90,1 %.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Jumat (29/3/2019).
“Telekomunikasi dan Internet memperoleh kepuasan publik tertinggi. Mengalahkan layanan pendidikan dan pelayanan transportasi publik di peringkat kedua dan ketiga,” ujar Rudiantara.
Rudiantara menyampaikan hal ini di dalam Lomba Posting Konten Positif Antar-Netizen yang digelar oleh Kementerian yang ditanganinya.
Dalam forum itu, ia juga memaparkan capaian-capai pemerintah terutama di sektor telekomunikasi dan informatika kurun waktu 4 tahun terakhir.
Seperti 4G coverage yang awalnya di tahun 2016 baru menyentuh 51,91 % luas pemukiman dan 29,12 % jumlah desa, di tahun 2018 melonjak drastis yakni 95,84 % luas pemukiman dan 82, 36% jumlah desa sudah mendapatkan fasilitas 4G.
Selain itu capaian lainnya meliputi Palapa Ring yang kini sudah menaungi Indonesia Timur sebesar 94, 95 % atau 6. 878 km.
“Kita menyebutnya 4 Tahun Indonesia Kreatif. Indonesia kini sudah bergerak maju seiring dengan industry 4.0. Dulunya belanja konvensional, sekarang belanja online. Dulunya belajar harus tatap muka, sekarang bias via internet. Jual beli hasil-hasil pertanian juga sudah lewat internet. Di sektor jasa keuangan penggunaan uang kertas sudah berganti ke e-money,” terang Rudiantara.
Kemudian program unggulan lainnya lanjut Rudiantara adalah Gerakan Nasional 1.000 Start up.
Pemerintah menargetkan sebanyak 8.000 peserta mengikuti pelatihan menumbuhkan mainset usaha lewat startup atau disebut Ignition.
Dari peserta tersebut separuhnya atau 4.000 peserta mengikuti basic training (training dasar) mengembangkan startup (workshop).
Kemudian separuhnya lagi akan mengikuti Hackathon sebagai sarana team building untuk mengembangkan kapasitas prototype dari produk yang dihasilkan hingga kemudia masuk ke tahap inkubasi dengan target 200 startup per tahun.
“Total 247 total startup dari tahun 2016 hingga oktober 2018 yang sudah melalui tahap bootcamp, punya produk dan siap masuk tahap inkubasi,” ujar Rudiantara.