Melihat Lebih Dekat Kantor Anggota DPR RI Tempat Menyimpan Dana Serangan Fajar Rp 8 M
Bowo Sidik Pangarso menyompan uang Rp8 M di 6 lemari besi di kantornya di kawasan Pejaten Jakarta Selatan. KPK pun meneggeledah kantor ini.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor PT Inersa di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (29/3) tampak sepi dari aktivitas kegiatan kantor.
Kantor tersebut merupakan lokasi penyimpanan uang sejumlah Rp 8 miliar oleh tersangka Bowo Sidik Pangarso.
Ketika Tribunnews.com menyambangi, pintu gerbang berwarna hitam, tertutup rapat dan digembok dari dalam.
Tidak ada satu pun orang yang menjawab panggilan Tribunnews.com, meski terlihat dua unit sepeda motor yang terparkir di garasi bawah.
Namun, pintu gerbang tidak lama terbuka ketika petugas KPK sekitar pukul 14.40 WIB datang untuk melakukan penggeledahan lanjutan.
Sebanyak 12 orang yang menggunakan empat unit mobil mulai memeriksa pintu yang sebelumnya dibatasi garis KPK.
Hingga malam hari, petugas tidak kunjung selesai menggeledah kantor yang sebagian ruangan di lantai bawahnya ini digunakan sebagai rumah dan kos-kosan.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah menjelaskan, tim yang berada di kantor PT Inersa membawa sejumlah dokumen untuk pembuktian lebih lanjut.
"Ada sejumlah dokumen yang dibawa dari kantor PT Inersa," jelas Febri, Jakarta.
Baca: Kasus Bowo Sidik, Golkar : Kami Tak Pernah Beri Instruksi kepada Caleg untuk Lakukan Serangan Fajar
Beberapa tetangga berprofesi sebagai pedagang di lokasi yang tidak jauh dari Universitas Nasional itu, sempat melihat aktivitas penggeledahan KPK dari luar kantor.
Satu diantara mereka, yang enggan disebut namanya, mengatakan sempat melihat banyak kardus dari dalam kantor yang masuk ke mobil pada Kamis (28/3/2019).
Namun, ia tidak menggrubis hal itu. Pikirnya, akan ada pindahan rumah.
"Kemarin siang ya kalau tidak salah. Banyak kardus memang masuk. Saya pikir mau pindahan, jadi ya sudah. Tidak tahu kalau ada urusannya sama KPK," kata dia kepada Tribun.
Selama ini, sepengetahuan dirinya kantor tersebut memang milik politikus Partai Golkar. Ia sama sekali tidak tahu nama dari politikus tersebut.