Wawancara Eksklusif dengan Arief Poyuono: Ferdinand Hutahean Kawan Baik Saya
Wawancara eksklusif Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono soal perang cuitan antara dirinya dengan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean
Penulis: Reza Deni
Editor: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial, khususnya ranah Twitter, pada awal April tahun 2019 ini dihebohkan oleh adanya perang cuitan yang diduga dilakukan antara politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dan politikus Partai Gerindra Arief Poyuono.
Dua nama di atas tergabung dalam satu koalisi yang mengusung Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dua akun tersebut tak hanya saling melemparkan cuitan satu sama lain, tapi juga melampirkan sejumlah foto yang menjurus ke ranah paling personal atau privat.
Ferdinand bergerak cepat mengatakan akun Twitter miliknya diretas. Dirinya, pada Selasa (2/4/2019), juga sudah melaporkan peretasan tersebut ke Mabes Polri.
Lalu bagaimana dengan Arief Poyuono?
Seperti diketahui, hingga kini wakil ketua umum Partai Gerindra itu tak bergerak cepat layaknya Ferdinand. Dirinya bahkan tampak santai.
Hal tersebut terlihat saat Tribunnews mencoba menanyakan soal foto-foto dirinya yang diduga menghadiri acara berbau komunisme di luar negeri.
"Bukan soal foto-foto PKI lagi, tapi saya ini sudah dituduh cucunya PKI," kata Poyuono kepada Tribunnews saat ditemui di bilangan Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).
Tak hanya soal dirinya, Poyuono juga bercerita bagaimana dirinya melihat apa yang menimpa Ferdinand, dan alasan mengapa dirinya tak bertindak cepat seperti Ferdinand.
Berikut petikan wawancara Tribunnews.com dengan Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono.
Alasannya apa enggak punya Twitter?
Twitter itu keamanannya tidak bagus, gampang di-hack. Dan saya enggak suka. Biarin aja, wong saya enggak ngirim apa-apa ke Ferdinand. Saya juga enggak tahu akunnya Ferdinand.
Soal foto-foto yang menunjukkan bahwa Anda itu PKI bagaimana?
Bukan soal foto-foto PKI lagi, tapi saya ini sudah dituduh cucunya PKI. Saya jelaskan foto-foto tersebut. Foto-foto saya itu lagi di China dalam rangka pertemuan parpol se -Asia Pasifik yang diundang oleh Xi Jinping dalam rangka memaparkan project One Belt One Road.
Siapa saja yang diundang ke sana?
Dari Indonesia yang diundang itu Partai Gerindra, PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Saya mewakili Pak Prabowo karena beliau tak hadir. PDIP diwakili Bu Megawati dan Partai Golkar diwakili Pak Theo L. Sambuaga.
Pertemuan di China itu kapan diselenggarakan?
Itu sekitar bulan Oktober tahun 2015 di Beijing. Semua itu foto-foto di Beijing. Itu acara akbar memang. Dan lambang palu arit itu bukan lambang PKI tapi memang lambang partainya begitu di sana. Yang diundang ada banyak, ada anaknya Benazir Bhuto juga bahkan.